Lensa Lifestyle

Cegah Kulit Dehidrasi Saat Puasa, Bagaiamana Mengatasinya?

Bulan Ramadhan menjadi bulan yang sangat ditunggu-tunggu umat Islam. Berpuasa  di bulan ini tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, melainkan sebagai bentuk ketakwaan juga.

Selama hampir 12 jam lamanya, sebagian dari kita dituntut untuk tetap beraktivitas seperti biasa. Jika pekerjaan Anda adalah melakukan banyak kegiatan, maka tentu  bisa menimbulkan dehidrasi

Kulit merupakan bagian tubuh yang dapat terpengaruh langsung akibat dehidrasi. Kulit yang dehidrasi berarti kulit kehilangan air untuk menjaga kelembapannya. Tanda kulit yang dehidrasi saat puasa bisa terlihat seperti kulit kering. Kulit kering dan dehidrasi memiliki banyak tanda dan gejala yang sama, akan tetapi keduanya merupakan kondisi yang berbeda.

Walaupun kulit yang mengalami dehidrasi dapat menjadi gangguan. Masalah ini relatif mudah untuk diobati dengan perubahan gaya hidup yang tepat. Berikut beberapa tanda kulit mengalami dehidrasi saat puasa.

Kusam

Dehidrasi mempengaruhi kemampuan kulit untuk melakukan fungsi-fungsi penting seperti regenerasi sel. Tanpa hidrasi yang memadai, kulit tidak cukup sering meluruhkan lapisan kulit luar dan regenerasi sel-sel mati akan menumpuk di permukaan kulit. Hal ini dapat membuat kulit menjadi tampak kusam.

• Muncul Kerutan

Kulit yang dehidrasi sering memunculkan tanda-tanda penuaan. Tanda-tanda ini muncul seperti adanya garis halus dan kerutan.

Garis halus disebabkan oleh kerusakan alami kolagen dan elastin dari kulit. Saat mengalami dehidrasi, kulit kehilangan kemampuannya untuk menahan kelembapan dan kekencangan. Ini bisa menimbulkan garis halus dan kerutan.

• Kulit Menjadi Lebih Sensitif

Salah satu tanda terbesar dari kulit dehidrasi adalah adanya peningkatan sensitivitas.

“Kekeringan dan dehidrasi adalah precursor bagi kulit yang peka,” menurut International Dermal Intitute.

Ketika penghalang kelembapan kulit terganggu, maka ia tidak dapat melindungi dirinya sendiri dari stress eksternal. Dehidrasi bisa menyebabkan kulit menjadi mudah iritasi. Bakteri dan polusi pun akan dapat menembus lapisan kulit terluar, hingga terjadi gejala yang memburuk seperti kemerahan, gatal, dan iritasi.

Sebenarnya kebutuhan cairan setiap orang berbeda-beda tergantung dari aktivitas yang sedang dijalaninya. Namun, apabila Anda mengalami gejala yang menunjukkan dehidrasi, maka tidak perlu khawatir. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kulit yang mengalami dehidrasi selama puasa.

  • Penuhi Kebutuhan Cairan Saat Buka Puasa dan Sahur

Cukupi kebutuhan cairan dengan cara minum air putih selama sahur dan setelah berbuka puasa. Anda dapat membaginya ke dalam beberapa waktu minum.

Pola yang dianjurkan adalah 2-4-2 yang artinya adalah minum 2 gelas air putih saat sahur, kemudian 4 gelas setelah berbuka puasa, dan 2 gelas air pada malam hari. Minum air putih menjadi pilihan yang aman dan sehat.

  • Komsumsi Buah dan Sayur

Kebutuhan cairan tidak hanya dapat melalui minuman saja. Untuk mencukupi kebutuhan cairan dapat dengan mengomsumsi buah dan sayur yang mengandung air, seperti semangka, anggur, tomat, dan timun.

Anda juga dapat mengomsumsi makanan yang berkuah, seperti sop untuk memenuhi kebutuhan cairan. Selain itu, batasi makanan yang mengandung garam tinggi. Makanan yang mengandung garam yang tinggi justru dapat mempercepat cairan yang dikeluarkan dari sel tubuh dan mneyebabkan dehidrasi.

  • Gunakan Pelembap dan Tabir Surya

Menggunakan pelembap juga penting utuk menjaga kulit agar terhidrasi dengan baik. Pelembap dapat mencegah kulit menjadi kering dan sensitif. Selain itu, ketika beraktivitas di luar ruangan pastikan untuk selalu memakai tabir surya agar kulit tidak kehilangan lebih banyak cairan. (BTP/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *