Lensa Jogja

Seniman di Kulonprogo, Sulap Kayu Bekas Jadi Barang Bernilai Rupiah

Badai pandemi yang melumpuhkan sendi ekonomi tak harus membuat kita berdiam diri. Itulah prinsip Suparman, warga Pedukuhan Branti, Kalurahan Jatimulyo Girimulyo Kulonprogo, Yogyakarta.

Pria kelahiran Bandung ini, sebelumnya beraktifitas di salah satu destinasi wisata di Desa Jatimulyo tempat dia tinggal. Sayangnya pandemi Covid-19 membuat wisata ini terpuruk dan harus mengurangi jumlah karyawan demi menghemat anggaran.

Tak memiliki penghasilan,Suparman pun memutar otak untuk mencari jalan keluar.Kemudian ia pun mencoba membuat sejumlah karya seni dengan memanfaatkan kayu bekas yang tak terpakai untuk diolah menjadi barang yang lebih bernilai.



Kayu sisa penebangan pohon yang ada di hutan, ia manfaatkan untuk membuat berbagai karya huruf timbul, yang kemudian ia tawarkan ke sejumlah destinasi wisata ataupun kedai kuliner di sekitar kawasan Jatimulyo. Gayung pun bersambut, karya seni buatan Suparman ini disukai dan pesanan pun terus mengalir kepadanya.

Bahkan karyanya tak hanya dikenal di pasaran lokal saja, namun karya seni huruf timbul karya Suparman ini, juga laris hingga berbagai pulau di Indonesia. Selain pesanan berupa plang nama, berbagai tulisan imbauan, hingga pepatah juga banyak dipesan pelanggannya.

Tak hanya sekedar berkarya, ada misi khusus dari Suparman membaut huruf timbul berbahan kayu bekas ini. Ia ingin merubah kebiasaan penggunaan banner berbahan plastik, diubah menggunakan kayu yang lebih ramah lingkungan dan memiliki seni, sesuai dengan pengembangan kawasan ini yang memiliki keunggulan potensi dari wisata alam.

Sayangnya, keterbatasan alat yang dimiliki Suparman membuatnya kewalahan untuk menyelesaikan pesanan para pelanggan. Karya Suparman ini dijual antara Rp100 ribu hingga jutaan rupiah tergantung besar dan kerumitan karya yang diinginkan. Pendapatan tersebut nantinya juga digunakan untuk membeli kayu milik warga yang digunakan untuk pembuatan karya.

Ia berharap, warga dan seniman lainnya juga bisa mengikuti jejaknya dengan memanfaatkan barang yang sebelumnya tak berharga, kemudian mengolahnya hingga bisa menjadi barang yang lebih bernilai. (SA/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *