Lensa Manca

Kamala Haris Jadi Presiden Wanita Pertama AS

Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat sempat memegang kekuasaan presiden AS selama satu jam 25 menit. Hal ini bisa terjadi dikarenakan Joe Biden sedang berada di bawah pengaruh obat bius untuk kolonoskopi rutin.

Kantor Pers Gedung Putih mengatakan sudah mengirimkan surat resmi kepada Kongres sebelum biden dibius yang menyatakan pemindahan kekuasaan sementara dikirim pada pukul 10.10 (1510 GMT).

“Presiden melanjutkan tugasnya pada pukul 11.35,” kata Gedung Putih melansir dari AFP, Sabtu (20/11).

Amandemen ke-25 Konstitusi AS menjabarkan proses bagi presiden untuk mentransfer kekuasaan ketika dia tidak dapat menjalankan tugasnya.

Debbie Walsh,  Direktur Center for American Women and Politics menerangkan hal itu menjadi momen bersejarah. Tapi kamala tetap tidak dihitung sebagai Presiden AS.

Walau tak dihitung tetapi hal tersebut menjadi kebanggan bagi wanita AS bahwa bisa memegang jabatan kepala negara di negara tersebut.

“Untuk pertama kalinya seorang wanita menjadi orang nomor satu di garis suksesi.” Katanya.

Biden sudah berusia 79 tahun pada Sabtu, menjalani pemeriksaan fisik rutin tahunan pertamanya sejak menjabat sebagai presiden, di Walter Reed Medical Center pada Jumat pagi.

Di saat presiden menjalani prosedur medis yang membutuhkan anestesi, sudah menjadi tugas wakil presiden mengambil alih tugasnya.

Hal ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, Dick Cheney, Wakil Presiden AS beberapa kali mengambil alih kekuasaan ketika Presiden George W. Bush menjalani kolonoskopi rutin.

Joe Biden telah mengambil kembali jabatannya sebagai Presiden AS  setelah prosedur medis selesai pada pukul 11.35 (1635 GMT),  yang dia alihkan kepada Kamala Harris sekitar 1 jam 25 menit.

Sekretaris Pers Jen Psaki mentweet bahwa Biden telah berbicara dengan Harris dan kepala stafnya, dan pada saat itu melanjutkan tugasnya.

“Presiden tetap sehat, kuat, laki-laki berusia 78 tahun, yang layak untuk berhasil menjalankan tugas Kepresidenan, termasuk mereka sebagai Kepala Eksekutif, Kepala Negara dan Panglima Tertinggi,” ujar Kevin O’Connor, Dokter Gedung Putih, Sabtu  (20/11). (MRS L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *