HeadlineLensa JogjaLensa KesehatanLensa Terkini

Fakta-fakta Temuan Kasus Antraks di Gunungkidul

Kasus antraks kembali menjadi sorotan, pasalnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan kasus antraks di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puluhan warga di wilayah Gunungkidul itu diketahui terjangkit penyakit antraks.

Penularan penyakit antraks ini dilaporkan terjadi di Dusun Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, pada (4/7) lalu. Hal ini berawal dari seorang warga Dusun Jati yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, Kabupaten Sleman, DIY.

Berikut fakta-fakta penemuan kasus antraks di Gunungkidul tersebut.

  1. Sapi mati yang dikubur digali lalu dikonsumsi warga

Menurut laporan, pasien yang meninggal di RSUP Dr Sardjito pada (4/7) itu sempat menggali sapinya yang sudah dikubur lalu disembelih dan dagingnya dikonsumsi. Tidak hanya itu, daging sapinya itu juga dibagikan kepada warga lain.

Akibatnya, 125 warga yang menerima daging tersebut harus menjalani tes dan diketahui, 85 orang positif antraks.

Sementara itu, penularan antraks pada manusia di Gunungkidul itu diduga dipengaruhi adanya tradisi brandu, yaitu tradisi untuk mengumpulkan iuran yang diserahkan kepada warga yang hewan ternaknya mati atau sakit.

Kemudian, daging hewan ternak itu selanjutnya dibagikan kepada orang-orang yang mengumpulkan iuran.

  1. Imbauan dari DPKH Gunungkidul tak dilakukan

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengungkapkan pihaknya sudah meminta warga kalau ada ternak yang mati harus dikubur.

Namun, masyarakat yang ternaknya mati itu tak mengindahkan imbauan tersebut. Ternak yang sudah dikubur itu sebagian dibongkar lalu disembelih dan dagingnya dimakan banyak orang.

Berdasarkan keterangan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, sebanyak 12 ekor ternak di Gunungkidul dilaporkan terpapar penyakit antraks. Sebanyak tiga sapi diketahui positif antraks dan telah dikonsumsi oleh masyarakat.

  1. Puluhan orang positif antraks

Puluhan warga di Gunungkidul dilaporkan terjangkit penyakit antraks.

Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mengungkapkan ada sebanyak 85 orang positif antraks.

Namun, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah warga yang terdeteksi positif antraks dari tes serologi mencapai 93 orang.

  1. Tiga orang meninggal dunia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut ada tiga orang meninggal dunia akibat terinfeksi antraks di Gunungkidul, D.I. Yogyakarta.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, tiga orang yang meninggal karena antraks sama-sama berdomisili di Kecamatan Semanu.
Sementara kasus lain terdapat di Karangmojo, tetapi tidak ada kasus yang meninggal di sana.

“Baru tiga orang yang meninggal. Ini baru kasus pertama antraks yang terjadi di tahun 2023,” ujar Nadia, dikutip Jumat (4/4).

Antraks ini sendiri merupakan penyakit hewan yang menular ke manusia. Penularan ini disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis. Penyakit ini umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *