Lensa Terkini

Berkaca dari KKN di Desa Penari, Komisi X Dorong Kemenparekraf Fasilitasi Film Kearifan Lokal

Kesuksesan film KKN di Desa Penari dengan capaian 9 juta penonton selama penayangannya, lantas menjadi sorotan oleh anggota Komisi X DPR RI, Dede Yusuf.

Ia melihat, kini dunia perfilman Indonesia sudah mulai bangkit, dan pemerintah dinilai harus ikut andil dalam hal ini.

Dede kemudian mendorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), untuk menindaklanjuti hal ini dan memberikan dukungan kepada dunia perfilman.

“Jadi KKN Desa penari itu ada historical background yang ada budayanya sama seperti yang disampaikan Bang Putra mengenai film Ngeri-Ngeri Sedap. Nah tolong (sektor ini) ada di-support,” kata Dede dalam keterangannya, dikutip pada Selasa (5/7).

Film KKN di Desa Penari, kata Dede, telah sukses mematahkan stigma masyarakat, bahwa film horor tidak melulu soal pocong dan setan saja. Melainkan ada juga sisi kebudayaan dan kearifan lokal yang diangkat.

“Oleh karena itu harus ada ada semacam training, supaya kawan-kawan dunia perfilman pun dia tahu kalau bikin temanya (sejarah dan budaya) ini, pemerintah juga akan memberikan ruang, akan memberikan support gitu,” lanjutnya.

Selain dunia perfilman, Dede juga meminta Kemenparekraf agar juga menilik pada eksistensi teater di tanah air. Menurutnya, sampai saat ini, teater di Indonesia masih belum cukup naik di permukaan.

Ia pun menyarankan, agar Kemenparekraf bisa mengadakan event semacam perfoming art play layaknya di luar negeri.

“Satu yang belum banyak tersentuh yaitu adalah namanya performing art play namanya. Di luar negeri kita datang pergi ke Broadway, kita pergi ke beberapa negara untuk menonton play (teater), bayar mahal. Di Indonesia, teater ini belum terdongkrak,” terangnya.

Perfoming art play yang dimaksud Dede, nantinya diharapkan bisa menjadi tempat para pelaku seni untuk mengekspresikan keseniannya, juga sekaligus mendongkak kehidupan mereka yang selama ini seolah tak banyak disorot.

“Mungkin ini harus dihadirkan sehingga nanti playplay yang terkait dengan sejarah dengan apapun juga dipadukan, dengan komedi, disatukan dengan tarian, disatukan dengan kostum dengan musikal, dengan lighting sebagai play,” lanjutnya.

Dede menyebut, hal ini juga bertujuan pada pariwisata lokal dan mancanegara. Para turis asing yang datang ke Indonesia, nantinya tidak hanya akan disuguhi Tarian Kecak Bali saja. Melainkan juga bisa berkeliling Indonesia dan menonton perfoming art play yang ada di sana. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *