Awali Panen Raya Padi, Warga Cangkring Gelar Tradisi Wiwitan

Sebagai wujud syukur akan hasil panen yang melimpah, kelompok tani di Pedukuhan Cangkring, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta menggelar tradisi wiwitan, sebuah budaya tradisional masyarakat setempat yang dilakukan sebelum  memulai memetik atau memanen padi, Senin (20/3).

Kegiatan yang turut menampilkan kesenian gejrug dan jathilan lestari kalangan junior itu, berlangsung meriah dan sukses menghibur masyarakat yang hadir.

Bukan itu saja, suka cita menjelang panen raya tersebut juga disemarakkan dengan kirab budaya yang diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Mereka mengarak tiga buah gunungan berupa makanan dan hasil bumi, serta Dewi Sri yang diwujudkan dalam gunungan padi berkeliling kampung.

Tak ketinggalan, kirab ini diramaikan pula dengan iring-iringan pasukan bregodo, grup musik drumband anak-anak, serta puluhan peserta kirab lainnya, yang mengenakan pakaian adat Jawa.

Tumijo selaku Dukuh Cangkring, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar sebagai bagian dari cara warga setempat untuk bersyukur akan hasil panen yang berlimpah. Bahkan, tahun ini diklaim mampu menghasilkan produksi gabah kering giling melebihi target yang ditentukan Pemerintah Kabupaten Bantul, yakni 10 ton per hektarnya dengan varietas padi inpari yang dinilai lebih tahan terhadap cuaca tapi memiliki produktivitas tinggi.

“Untuk panen pada tahun ini masih bagus, daripada tahun sebelumnya, sebelum ada doa bersama, menjalankan kebudayaan yang ada,” kata dia.

Prosesi tradisi adat budaya wiwitan itu diawali dengan memetik padi secara simbolis yang dilakukan oleh tamu undangan di Bulak Cangkring.

Usai digelar doa, seluruh peserta menggelar pesta dengan menyantap makanan yang telah disediakan oleh petani, yakni berupa nasi wiwit di areal persawahan. (JACK/L44)