Lensa Jogja

Akhiri MPLS, Siswa Baru SMKN 1 Pundong Mainkan Permainan Tradisional

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pundong, Bantul, memiliki cara sendiri untuk mengisi kegiatan di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2022/2023, yakni mengajak siswa baru untuk bermain permainan tradisional dengan berbalut nuansa budaya Jawa.

Berbusana ala budaya Jawa yang lengkap dengan blangkon dan sorjan batik, sebanyak 288 siswa baru di sana, dibagi menjadi beberapa regu.

Bersama kelompoknya, mereka pun bersiap di garis start, untuk beradu kemampuan bermain olahraga tradisional egrang. Konsentrasi dan kemampuan menyeimbangkan tubuh di atas tongkat bambu, menjadi kunci keberhasilan mencapai garis finish.

Sementara itu, sorak sorai dari siswa lainnya di pinggir lapangan, menjadi penambah keseruan acara ini.

Kemudian di sisi lintasan lainnya, keseruan juga tercipta saat sejumlah siswa baru beradu kekompakan, untuk berjalan seirama bermain terompah panjang. Permainan ini, membutuhkan kerjasama dan koordinasi gerak kayuhan kaki yang selaras dalam tim, untuk mencapai tujuan.

Tak sedikit dari tim yang bermain dan terjatuh, lantaran kurang mampu menyelaraskan kayuhan kaki dalam satu terompah.

 “Anak-anak bisa mengambil nilai-nilai luhur atau makna yang berada di setiap permainan. Di antaranya di sana ada gotong royong, kemudian kerja sama, kemudian toleransi, saling menghargai. Kemudian anak-anak fokus dengan apa yang dikerjakannya untuk meraih cita-cita yang diharapkan,” kata Sutapa, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Pundong, Jumat (15/7).

Selain egrang dan terompah panjang, sejumlah permainan tradisional lain juga turut dihadirkan, seperti balap cengkir dan menggiring bakalan buah kelapa yang masih muda menggunakan ranting bambu.

Ada juga masangin, yang biasanya kerap dijumpai di Alun-Alun Kidul, Keraton Yogyakarta, untuk melatih konsentrasi siswa dalam keadaan mata tertutup. Permainan lainnya, velg cross, gangsing dan yapolo.

Tak ketinggalan, pihak sekolah juga mencoba mengenalkan salah satu budaya Jawa lainnya, yakni merangkai kerajinan dari janur.

Materi terkait permainan tradisional semacam ini, sengaja dihadirkan oleh pihak sekolah, selain nguri-uri budaya Jawa, juga dalam rangka pembinaan karakter anak didik guna menanamkan nilai-nilai luhur budaya Jawa, seperti tepo seliro (tenggang rasa), kerja sama, gotong royong, dan beretos kerja tinggi. (JACK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *