HeadlineLensa Terkini

Ketum PBNU Ingatkan Bawa Nama NU Dalam Politik Bisa Picu Perpecahan

Semakin dekat dengan pemilu 2024, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, mengingatkan kepada seluruh aktor politik untuk tidak membawa nama ormas ini ke dalam persoalan politik.

Gus Yahya, sapaan akrabnya, berpendapat bahwa demokrasi berpolitik seharusnya tidak dilihat dari latar belakang identitas suku, agama, jenis kelamin atau yang lainnya, melainkan kualitas pribadi-pribadi siapapun yang terlibat dalam politik itu.

Sehingga, menautkan identitas keagamaan atau suatu ormas seperti NU, dinilai Gus Yahya sebagai langkah yang kurang tepat. Terlebih, digunakan untuk menjatuhkan lawan politik.

“Kita harus ingatkan para aktor politik ini, bahwa bermain-main dengan identitas agama, itu sama saja menggiring bangsa ini ke dalam perpecahan,” kata Gus Yahya, dikutip dari nu.or.id, Sabtu (5/11).

Ia pun menambahkan, apabila identitas keagamaan benar-benar dijadikan senjata politik, maka akan butuh waktu lama untuk kembali ke awal dan terlepas dari sangkut paut urusan politik.

Kepada para aktor politik yang akan berlaga pada pemilu 2024 nanti, Gus Yahya berpesan agar mereka seyogyanya berpikir dan mempersiapkan untuk Indonesia di masa depan, daripada fokus menggiring suara dari ormas.

“Saya minta semua aktor politik ini lebih bertanggung jawab dengan mengingat didirikannya bangsa dan negara ini. Karena apa yang kita miliki sebagai bangsa Indonesia ini sebetulnya bukan hanya bergarga untuk diri kita sendiri, tetapi ini bisa sebagai sumbangan yang bernilai tinggi bagi seluruh kontruksi peradaban dunia ke depan,” terangnya. (AKM/L44)

Share

One thought on “Ketum PBNU Ingatkan Bawa Nama NU Dalam Politik Bisa Picu Perpecahan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *