Lensa Jogja

Buntut Kenaikan Kedelai, Produsen Tahu Terpaksa Perkecil Ukuran

Harga kedelai di sebagian daerah di Indonesia masih tergolong tinggi, termasuk di Yogyakarta.

Hal tersebut membuat para produsen tahu juga terkena imbasnya. Kini, mereka terpaksa menyiasati harga kedelai yang meroket dengan mengecilkan ukuran tahu daripada menaikkan harga.

Produsen tahu Yogyakarta mengatakan kenaikan harga kedelai ini imbas dari naiknya harga bahan bakar minyak.

Harga komoditas kedelai saat ini menginjak 13 ribu rupiah per kilogramnya, sementara sebelum naik harga per kilo ada di angka Rp9.500.

Salah seorang produsen tahu mengaku bahwa permintaan tahu mengalami penurunan sehingga omzet pun turun mencapai 25%.

Sebelum adanya kenaikan harga ini, para produsen tahu bisa memproduksi 80 kilogram per hari. Tetapi saat ini, hanya bisa memproduksi 20 kilogram saja. Hal tersebut membuat para produsen tahu menyiasati dengan mengecilkan ukuran tahu.

Langkah tersebut, dinilai lebih aman dibandingkan dengan menaikkan harga jual tahu. Para produsen tahu khawatir, bila harga jual tahu dinaikkan konsumen pun ikut menurun.

Seorang produsen tahu lain memberi keterangan serupa. “Pembelinya berkurang, saya juga bikinnya berkurang juga. Dulu sebelum naik bisa 80 kg per hari, sekarang cuma 40 kg, “ ucap Parjiyem.

Ia menambahkan, ada pembeli yang biasanya dalam sehari bisa mengambil tahu hingga 10 ember ukuran medium, kini hanya mengambil 2 ember saja.

Oleh sebab itu, para produsen tahu harus pandai mengatur volume produksi atau ukuran produk tahunya. Setidaknya, untuk mencukupi kebutuhan konsumen dan agar produksi tetap berlanjut.

Diketahui, saat ini Indonesia dikhawatirkan mengalami keterpurukan ekonomi di tahun 2023 mendatang. Oleh karena itu, para produsen tahu berharap pemerintah bisa menyubsidi bahan pangan, khususnya komoditas kedelai, guna menggairahkan perekonomian masyarakat. (OR/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *