Lensa Kuliner

Mencicipi Nasi Blawong, Hidangan Rahasia dari Keraton Yogyakarta

Sahabat lensa44 pernah mendengar kuliner nasi blawong? Kuliner khas Yogyakarta ini memang sangat istimewa. Menu ini adalah salah satu menu rahasia Keraton Yogyakarta, yang tetap dijaga kerahasiaan resepnya.

Nasi Blawong menjadi istimewa karena hanya disajikan untuk para raja pada hari-hari tertentu saja, sehingga tidak setiap saat bisa menikmatinya. Aturan ini pun berlaku juga pada para raja. Artinya, meski berstatus sebagai raja, para sultan yang memimpin Keraton Yogyakarta, juga tidak bisa menikmati nasi ini setiap saat.

Menu ini biasanya hanya akan disajikan pada saat peringatan hari kelahiran raja, yang mana pada saat itu akan diikuti dengan serangkaian prosesi ritual dari raja tersebut. Untuk Sri Sultan Hamengku Buwono X, ulang tahun hariannya jatuh pada hari Selasa Wage. Sehingga, setiap Selasa Wage kerabat dan keluarga keraton makan nasi blawong.

Nasi blawong memiliki penampilan yang unik. Nasi yang berwarna merah muda bukan berasal dari beras merah, melainkan beras putih yang dimasak dengan rempah-rempah. Biasanya, nasi blawong disajikan dengan beragam lauk pauk. Seperti lombok kethok alias daging sapi yang dibumbu kecap dan cabai, ayam goreng, bacem, serta telur pindang.

Konon katanya, asal muasal makanan ini disebut nasi blawong karena cara penyajiannya. Nasinya dihidangkan di atas piring berwarna biru, yang dalam bahasa Belanda adalah ‘blauw’, sehingga melalui lidah orang Jawa berubah menjadi blawong.

Di lingkungan keraton, nasi blawong memang mejadi salah satu media ritual para raja. Karena itulah, nasi ini tidak bisa disajikan sembarangan, apalagi dinikmati oleh orang biasa.

Di tengah keistimewaan yang melekat pada sajian ini, kini nasi blawong sudah bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Namun demikian tidak semua rumah makan bisa menyediakan sajian ini, karena resep nasi blawong memang hanya diketahui oleh kalangan keluarga keraton saja.

Hanya restoran milik adik Sri Sultan Hamengku Buwono X saja yang menyajikannya. Sebab tidak semua orang atau kerabat keraton bisa mengetahui resep rahasia untuk membuat makanan ini. (YM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *