Lensa JogjaLensa Terkini

Apakah Bisa Positif Covid 19 Setelah Divaksin ? Ini Dia Penjelasannya

Beberapa waktu lalu Bupati sleman Sri Purnomo mengumumkan dirinya terpapar virus corona setelah sebelumnya disuntik vaksin sinovac. Sempat muncul spekulasi Sri purnomo terpapar virus corona karena vaksin, namun hal tersebut langsung dibantah oleh dokter dan para ahli di bidang kesehatan.(26/01/2021)

Pakar imunologi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Deshinta Mulya menjelaskan jika peserta vaksinasi yang dinyatakan terjangkit berdasarkan hasil tes tidak ada hubungannya dengan zat antigen yang dimasukkan ke dalam tubuh. seperti vaksin lainnya, vaksin sinovac mengandung virus Sars Cov Two (sar cov 2) yang sebelumnya telah dimatikan sehingga tak dapat bereplikasi di dalam sel manusia.

Berbeda dengan orang yang terinfeksi secara alami, virus masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan  yakni hidung yang mana setelah menempel pada sel akseptor virus tersebut masih dapat bereplikasi. Dengan bereplikasi virus kemudian memperbanyak diri sehingga dapat menyebar dan menjangkiti sel-sel dalam organ tubuh lainnya.

proses vaksinani tahap pertama

 “Sehingga pada infeksi alami pada covid kita bisa mendeteksi dengan melihat contoh dari swab yang di saluran nafas kita untuk diihat apakah ada kandungan virus atau tidak disitu. Karena dia bereplikasi. Sementara vaksinasi itu virus yang diberikan itu virus yang sudah dimatikan jadi dia tidak akan bereplikasi dan masuknya tidak melalui jalan nafas tetapi suntikan infrareskular ya. Jadi antikosi infrareskular jaringan atas. Disitu. Sehingga nanti tumbuh yang namanya sel sel imun akan mengenali dan kemudian akan membuat antibody terhadap virus yang sudah dimatikan tersebut. Karena dia sudah dimatikan dia tidak akan bereplikasi sehingga tidak mungkin kita akan menemukan disaluran di saluran nafas pada saat kita melakukan swab atau pcr antigen.” Ucap Deshinta multa, pakar imunologi UGM

Hal tersebut menunjukkan jika seseorang setelah divaksin kemudian terpapar virus corona, maka virus tersebut berasal dari faktor luar atau terinfeksi secara alami.

Untuk membentuk kekebalan yang sempurna  maka setiap peserta vaksinasi wajib disuntikkan dua dosis vaksin Covid-19. selain itu program vaksinasi secara nasional yang dicanangkan pemerintah bertujuan agar dapat tercipta kadar kekebalan tubuh yang sama antar setiap individu, sehingga herd imunity dapat segera terbentuk.

Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam program vaksinasi nasional kali ini lantaran tidak hanya untuk melindungi diri sendiri, melainkan juga melindungi kontra indikasi yang terpaksa tidak dapat disuntik vaksin COVID-19.

“Nah sebetulnya tadi yang mungkin kita tambahkan tujuan vaksinasi ini tidak hanya kekebalan bagi individualnya saja. Tidak hanya ingin melindungi individu saja perorangan tapi juga ingin melindungi populasi. Artinya kalau kita bisa memvaksinasi dengan jumah populasi yang cukup banyak, banyak itu berapa, dari teori itu sekitar 70 persen dari populasi yang ada maka kita bisa melindungi orang-orang yang tidak atau kontraindikasi untuk dilakukan vaksin. Misalnya, ibu hamil saat ini masih kontra indikasi untuk dilakukan vaksin orang-orang yang sudah mendapatkan obat-obatan imuno depressant itu orang-orang yang harus kita lindungi. Jadi dengan kita divaksinasi kita juga melindungi orang-orang yang disekitar kita yang tidak mampu atau tidak bisa dilakukan vaksinasi.” Ucap Deshinta multa, pakar imunologi UGM.

Program vaksinasi COVID-19 secara nasional, telah disiapkan secara matang oleh pemerintah, mulai dari kedatangan dari perusahaan tiongkok, keamanan vaksin, pendistribusian, hingga penyuntikan oleh tenaga kesehatan yang terlatih. program vaksinasi nasional diperkirakan membutuhkan total waktu selama lima belas bulan untuk itu sembari menunggu masyarakat diharapkan untuk tetap mematuhi protokol COVID-19.(Sna/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *