HeadlineLensa Terkini

Kemenkes: Evaluasi Harga PCR Demi Tutup Peluang Bisnis

Isu mengenai adanya bisnis dibalik aturan dan harga PCR kemudian diklarifikasi oleh kementerian kesehatan. Nadia Tarmidzi, Juru Bicara Kemenkes menjelaskan akan terus melakukan evaluasi terkait harga PCR demi menghindari adanya peluang bisnis di kalangan pengusaha alat kesehatan.

Tak sendiri, Kemenkes mengaku bekerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk terus memantau perkembangan tarif harga PCR dan menyesuaikan dengan masyarakat.

“Kami secara berkala bersama BPKP melakukan evaluasi terhadap tarif pemeriksaan, menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Proses evaluasi merupakan standar yang kami lakukan dalam penentuan harga suatu produk maupun layanan, untuk menjamin kepastian harga bagi masyarakat,” kata Nadia dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Senin (8/11).

“Saya tegaskan sekali lagi, dalam menentukan harga RT- PCR, Kementerian Kesehatan (Dirjen Yankes) tidak berdiri sendiri, namun dilakukan bersama dengan BPKP. Proses evaluasi harga ini tentunya dilakukan untuk menutup masuknya kepentingan bisnis dan menjamin kepastian harga bagi masyarakat,” tambahnya.

Nadia menjelaskan bahwa perhitungan biaya dalam tes PCR terdiri dari omponen komponen jasa pelayanan/SDM, komponen reagen dan bahan habis pakai (BHP), komponen biaya administrasi, Overhead, dan komponen biaya lainnya yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.

Menurutnya, hal ini bukan pertama kali. Sebelumnya pada awal pandemi sempat terjadi kelangkaan stok masker dan APD yang menjadikan harga dua barang tersebut menjadi mahal. Namun seiring berjalannya waktu, semua menjadi turun ke harga normal dan kini mudah didapatkan. Nadia menyebut, hal yang sama juga akan terjadi pada harga PCR secara perlahan.

“Demikian juga dengan reagen Swab RT-PCR, di mana pada saat awal hanya terdapat kurang dari 30 produsen yang ada di Indonesia. Namun saat ini sudah terdapat lebih dari 200 jenis reagen Swab RT-PCR yang masuk ke Indonesia dan mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan dengan harga yang bervariasi. Artinya sudah terjadi persaingan variasi dan harga untuk komponen reagen Swab RT-PCR,” sambungnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *