Lensa Manca

4 Hari Belum Ditemukan, Pencarian Kapal Selam Titanic Difokuskan pada Suara di Bawah Laut

Sebuah kapal selam yang pergi menjelajahi reruntuhan bangkai kapal Titanic dikabarkan telah hilang sejak Minggu (18/6) lalu, di Samudra Atlantik Utara dan belum ditemukan keberadaannya hingga saat ini.

Tim penyelamat pun berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan kapal selam wisata yang mengangkut lima orang orang tersebut. Pasalnya, persediaan oksigen saat kapal selam itu turun ke dasar laut diprediksi habis pada hari ini, Kamis (22/6).

Melansir dari Reuters, Kamis (22/6), tim penyelamat itu tengah berfokus di petak terpencil Atlantik Utara di mana suara-suara dari bawah laut terdeteksi dari sebuah pesawat Kanada.

Carl Hartsfield, seorang ahli dari Lembaga Oseanografi Woods Hole yang terlibat dalam operasi pencarian itu, mengatakan bahwa suara bawah laut itu digambarkan sebagai “suara dentuman”, dan saat ini para ilmuwan sedang bekerja untuk mencari tahu suara apa itu.

Sementara itu, penjaga pantai AS Kapten Jamie Frederick mengatakan bahwa analisis dari suara-suara itu belum diketahui.

“Saat Anda berada di tengah-tengah kasus pencarian dan penyelamatan, Anda selalu memiliki harapan,” katanya.

“Sehubungan dengan suara-suara itu secara khusus, kami tidak tahu apa itu,” lanjutnya.

Meski demikian, ia menegaskan pihaknya telah melakukan pencarian secara maksimal, mulai dari memfokuskan wilayah pencarian di sekitar area suara itu terdengar hingga menggunakan alat dan teknologi canggih untuk mendeteksi keberadaan kapal selam tersebut.

Jamie juga menyatakan bahwa ia percaya penumpang dan kru yang berada di dalam kapal selam itu bisa bertahan meski persediaan oksigen dan makanan menipis.

Diketahui, kapal selam yang hilang itu diberi nama Titan dan dioperasikan oleh perusahaan OceanGate Expedition yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Kapal ini dilaporkan tengah menjelajah untuk melihat bangkai kapal Titanic, sebuah kapal pesiar dari Inggris yang menabrak gunung es dan tenggelam dalam pelayaran perdananya pada tahun 1921 silam.

Biasanya kapal menghabiskan waktu sekitar 10 jam dari permukaan laut untuk menuju bangkai kapal Titanic. Namun waktu tempuh ini bisa bervariasi tergantung pada cuaca.

Mereka yang berada di kapal selam itu merupakan wisatawan yang membayar biaya ekspedisi sebesar US$250.000 per orang, termasuk miliader dan petualang dari Inggris, Hamish Harding (58) dan pengusaha kelahiran Pakistan, Shahzada Dawood (48) beserta putranya yang masih berusia 19 tahun, bernama Suleman.

Selain itu, ahli kelautan Prancis dan pakar Titanic terkemuka, Paul Henri Nargeolet (77) dan pendiri sekaligus kepala eksekutif OceanGate, Stockton Rush, juga dilaporkan berada di kapal selam tersebut. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *