Lensa Manca

Twitter Blokir Jurnalis, PBB dan Uni Eropa Kutuk Keras Elon Musk

Twitter baru-baru ini memblokir beberapa jurnalis dari New York Times, CNN dan The Washington Post. Keputusan tersebut dibuat setelah beberapa jurnalis tersebut melacak perjalanan pesawat pribadi Elon Musk.

Tindakan pemblokiran kepada insan pers tersebut lantas dikutuk keras oleh Uni Eropa dan PBB. PBB mengatakan bahwa kebebasan pers bukanlah suatu mainan, sedangkan Uni Eropa mengancam akan menjatuhkan sanksi untuk Twitter.

“Kebebasan pers bukanlah mainan. Itu adalah fondasi dari masyarakat yang demokratis dan kunci untuk melawan derasnya misinformasi,” jelas Melissa Fleming, selaku Sekretaris Jenderal PBB bidang komunikasi global, dikutip pada Sabtu (17/10).

Komisioner Uni Eropa, Vera Jourava, turut menyumbang suara. Ia mengancam Twitter dengan sanksi yang berada di bawah Peraturan Digital baru Eropa.

“Elon Musk harus sadar akan adanya batas yang tidak boleh dilanggar dan sanksinya,” tegasnya.

Elon Musk sendiri telah mengomentari hal tersebut melalui akun Twitter-nya. Ia mengatakan bahwa doxing lokasi nyatanya dan membahayakan keluarganya adalah tindakan yang di luar batas.

“Saya tidak masalah dikritik sepanjang hari. Namun, melakukan doxing dan membahayakan keluarga saya adalah tindakan yang tidak bisa saya toleransi,” jelasnya.

Sebelumnya pada Jumat (16/10), CEO Twitter tersebut telah membuka voting. Voting tersebut menanyakan kapan akun-akun jurnalis tersebut akan dilepas blokirnya.

Voting yang kini telah ditutup itu diisi oleh 3,6 juta penduduk Twitter. Hasilnya, 58.7% menjawab buka blokir saat ini juga. Sementara itu, 41.3% sisanya menjawab dibuka dalam 7 hari. (ANS/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *