Petani Sumenep Lakukan Studi Tiru Sistem Lelang Komoditas di Kabupaten Sleman

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep melalui kegiatan UPLAND Project atas dukungan dari Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian bersama dengan Islamic Development Bank (IsDB) dan IFAD, melakukan studi tiru sistem lelang komoditas di Koperasi Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) Sleman.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 8-9 September 2023, dan terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama adalah pembekalan di kelas di Hotel Alana Yogyakarta dengan pemateri dari Konsultan Bank Indonesia cabang Yogyakarta dan Pengurus Koperasi PPHPM. Sesi kedua adalah kunjungan lapangan sekaligus praktek lapangan di lokasi pelelangan Koperasi PPHPM Sleman.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto mengatakan pihaknya ingin melakukan perbaikan yang menyeluruh di sektor pertanian di Kabupaten Sumenep, termasuk adalah dalam kegiatan pasca panen dan pemasaran.

“Kita ingin memastikan petani mendapatkan hasil pendapatan yang terbaik dan sistem agribisnis khususnya bawang merah Sumenep yang sudah cukup terkenal karena rasa yang khas dikendalikan oleh petani melalui kelembagaan korporasi petani,” ujar Arif.

Ia menambahkan, diharapkan sekembali dari kegiatan ini para petani bisa mengimplementasikannya di Kabupaten Sumenep.

Apresiasi yang tinggi juga diberikan oleh Project Management Unit (PMU) UPLAND yang diwakili oleh Dwi Kuswantoro selaku Konsultan Rantai Nilai UPLAND Project. Ia menyampaikan bahwa inisiatif yang sangat positif ini akan menjadi trigger atau pemicu petani-petani lain di Indonesia.

“Kita berharap Kabupaten Sumenep bisa menjadi pionir bagi kabupaten lokasi UPLAND Projects yang mengembangkan sistem lelang komoditas, sehingga ke depan bisa direplikasi oleh kabupaten lain,” ujarnya.

“Dengan demikian, harapan petani bisa menjadi penentu harga (prince making) dan meningkatnya pendapatan melalui kegiatan UPLAND dapat dicapai,” pungkasnya.

Instrumen program UPLAND yang komprehensif hulu hilir memungkinkan petani dan korporasi petani melakukan inovasi tersebut. Syarat utama untuk memajukan sektor petani adalah petani harus kreatif (out of the box) dan juga berani mengambil risiko.

Sementara itu, Mahmudi selaku Konsultan Bank Indonesia cabang Yogyakarta saat menjadi narasumber dalam pelatihan menjelaskan sistem lelang komoditas pertanian ini akan bisa berkembang dan memperbaiki sistem pasar ketika petani dalam menjalankannya secara berjamaah dan kompak.

“Karena kunci utama keberhasilan pelaksanaan lelang komoditas adalah kekompakkan petani,” ujarnya.

Perlu diketahui berkembangnya sistem lelang komoditas pertanian yang diinisasi oleh Koperasi PPHPM Sleman tidak terlepas dari kerja sama lintas stakeholder, baik pemerintah daerah, petani/kelompok tani dan Bank Indonesia cabang Yogyakarta.

Ardhi Prasteyo selaku Sekretaris Koperasi PPHM Sleman menyampaikan sistem lelang komoditas pertanian khususnya cabai dan sayuran di Kabupaten Sleman bisa berjalan sampai sekarang yang dimulai sejak tahun 2017.

“Seiring waktu, ternyata respon mitra bisnis (off taker) sangat positif dan memiliki kepercayaan yang tinggi kepada koperasi karena memegang komitmen kualitas produk,” kata Ardhi.

“Hingga saat ini sudah tergabung 75 pedagang yang aktif mengikuti lelang yang berasal dari seluruh Indonesia. Tidak hanya di Jawa, kami juga melayani pedagang sampai di Batam, Kepulauan Riau. Untuk petani yang sudah tergabung dalam PPHPM Sleman sampai saat ini mencapai 2.091 petani dan secara aktif memasarkan produk pertaniannya di pasar lelang PPHPM Sleman,” lanjutnya.

Diharapkan dengan studi tiru di Pelaku Lelang Komoditas Pertanian Kabupaten Sleman, petani di Kabupaten Sumenep bisa melakukan ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) dan diharapkan pula, sekembali dari kegiatan ini petani bisa mengimplementasikannya di Kabupaten Sumenep.

Penulis: Chumaida

Editor/redaktur: Rizky / Wara