Lensa Terkini

Pacaran Tapi Sakit Hati, Mungkin Kamu Terjebak Toxic Relationship

Menjalin hubungan dengan seseorang yang dicintai memang sangat menyenangkan dan hidup pun akan terasa lebih berwarna.

Tak jarang kasmaran membuat seseorang hanya bisa memandang sisi baik dia dan tak menghiraukan perlakuan buruknya. Sampai-sampai tak sadar ternyata dirinya sudah terjebak dalam manipulasi, dan beranggapan bahwa apa pun yang dilakukan oleh orang yang “dicintai”-nya merupakan hal yang baik, walau di sisi lain sudah banyak sakit yang dirasa.

Apakah kamu pernah ada dalam posisi tersebut? Jika iya, mungkin kamu terjebak dalam toxic relationship.

Dikutip dari alodokter, toxic relationship atau hubungan beracun adalah istilah untuk menggambarkan suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang.

Orang yang terjebak dalam hubungan toxic biasanya tidak menyadari hal tersebut. Dia cenderung menyalahkan dirinya sendiri atas setiap masalah yang terjadi dalam hubungannya, walau di satu sisi dia juga merasa diperlakukan tidak adil.

Namun, seringkali rasa bersalahnya jauh lebih besar karena tekanan dari pasangannya sehingga dia tak sadar bahwa dirinya merupakan korban dari hubungan toxic tersebut.

Berikut ciri-ciri dari toxic relationship:

1. Selalu dikontrol oleh pasangan

Mengontrol pasangan merupakan sikap yang paling jelas terlihat dalam hubungan toxic. Salah satu pihak, biasanya akan merasa paling memiliki pihak lainnya dan mengontrol penuh apa pun yang ia lakukan, dengan dalih, “aku ngelakuin ini untuk kebaikanmu karena aku sayang sama kamu.”

Jika pasangannya tak menuruti perintahnya maka biasanya dia akan melakukan silent treatment. Sebelum itu, tentu saja dia akan memberikan segenap perhatiannya pada pasangannya. Hingga sang kekasih merasa bahwa hanya dialah yang memedulikannya.

Dengan perhatian semacam itu, biasanya pasangannya akan merasa takut kehilangan saat dia tiba-tiba melakukan silent treatment. Hingga pada akhirnya pasangannya akan menuruti perintahnya.

Well, itu merupakan salah satu caranya mengontrol emosi pasangannya. Apakah kamu pernah mengalaminya?

2. Tidak bisa menjadi diri sendiri

Terlalu sering dikontrol oleh pasangan akan membuat seseorang tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Karena apa pun yang dia lakukan harus mendapat ‘persetujuan’ dari sang kekasih, jika tidak, maka resiko pun menanti.

Seseorang yang terjebak dalam toxic relationship akan mengikuti semua hal yang diinginkan pasangannya dan tak menghiraukan apa yang ia sendiri inginkan.

Kemauan dan izin dari pasangan merupakan prioritas bagi dirinya. Bahkan untuk berpendapat saja, biasanya ia akan berpikir berkali-kali karena takut dinilai salah oleh pasangannya.

3. Selalu dikekang

Selain selalu mengontrol, pasangan toxic juga akan selalu mengekang. Rasa cemburunya yang sangat tinggi, membuat dia menjadi sangat posesif dan over-protectitive terhadap pasangannya.

Dia akan terus menanyakan kegiatan pasangannya setiap waktu dan membatasi aktivitas pasangannya. Kecurigaannya pada pasangannya pun sangat tinggi. Bahkan tak jarang, dia akan mengecek handphone atau social media pasangannya.

Selain itu, dia juga akan melarang pasangannya melakukan berbagai hal seperti berinteraksi dengan lawan jenis, atau melarang pasangannya memakai pakaian tertentu. Hal itu dilakukan karena dia takut orang lain akan menyukai pasangannya.

4. Tidak mendapat dukungan dan sering dibohongi

Hubungan yang sehat adalah hubungan yang saling mendukung hal positif yang dilakukan oleh pasangannya satu sama lain. Karena pondasi dari sebuah hubungan adalah kejujuran.

Seseorang yang terjebak dalam toxic relationship, hampir tidak pernah mendapatkan kedua hal tersebut. Misalnya saja, saat salah satu pihak berada dalam posisi sulit atau mendapatkan achievement, alih-alih mendapat dukungan, ia justru akan direndahkan dan mendapat perkataan kasar, yang tentu saja tidak membangun dan malah membuat pihak lain sedih.

Pasangan toxic juga akan terbiasa untuk sering berbohong dan menutupi banyak hal. Jika kamu berada dalam posisi tersebut, mungkin saja kamu sedang terjebak dalam toxic relationship.

5. Menerima kekerasan fisik

Selain posesif, pasangan toxic biasanya memiliki sifat yang temperamental, bahkan berani memukul pasangannya sendiri. Apa pun alasannya, kekerasan fisik bukanlah hal yang bisa dibenarkan begitu saja.

Jika dalam suatu hubungan kamu mendapatkan kekerasan fisik maka sudah dapat dipastikan hubungan yang kamu jalani itu tidak sehat. Segeralah putuskan hubungan tersebut dan menjauhlah darinya. Kamu pantas bahagia dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Nah, itulah ciri-ciri toxic relationship. Jika kamu merasa sedang berada pada posisi tersebut maka segera akhirilah hubunganmu.

Jangan takut untuk lepas darinya, dia tidak baik untukmu. Bukankah cinta seharusnya mendatangkan kebahagiaan bukan rasa sakit? You deserve better, kamu berhak bahagia dengan caramu sendiri. Dan kamu bisa hidup dan bisa bahagia walau tanpanya. (NNK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *