HeadlineLensa JogjaLensa TerkiniLensa Wisata

Miris, Situs Cagar Budaya Gua Siluman Bantul Tercemar Limbah

Situs cagar budaya sudah semestinya dijaga, dirawat, dan dilestarikan. Namun fakta mirisnya, Gua Siluman yang berada di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta yang merupakan pesanggrahan peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono II, justru menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga oleh warga sekitar.

Fakta tersebut ditemukan saat Sasono Putro Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar inspeksi mendadak di tempat situs cagar budaya tersebut.

Dalam tinjauan di lapangan, Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat selaku Pengageng Kawedanan Sasono Putro Ngayogyakarta Hadiningrat menemukan sejumlah fakta miris. Walaupun memiliki nilai sejarah yang tinggi, tetapi keberadaan situs itu semakin terancam oleh aktivitas masyarakat sekitar.

Sejumlah saluran pembuangan tak henti mengalirkan limbah ke dalam gua dan menimbulkan bau menyengat di dalam lorong gua dan membuat benteng pendem itu kumuh dan kotor.

Tak cukup sampai di situ, sisa kolam air yang ada dimanfaatkan masyarakat untuk memelihara ikan. Padahal, dulunya tempat itu merupakan lokasi pemandian khusus bagi raja dan anggota keluarga kraton.

“Kondisi yang kami lihat saat ini sangat mengkhawatirkan, karena situs ini sudah dikelilingi banyak pemukiman warga. Namun warga masyarakat di sekitar situs ini membuang limbahnya ke dalam area Gua Siluman ini dan menjadi tugas kami,” ujar KPH Purbodiningrat.

“Kami dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat bersama Sasono Putro dan Panitikismo akan mengecek tentang status dari kepemilikan bangunan di sekitar ini untuk memastikan tidak ada pelanggaran dan kemudian kami juga memulihkan bangunan ini menjadi lebih baik sehingga dapat lebih bermanfaat bagi Daerah Istimewa Yogyakarta,” lanjutnya.

Sasono Putro Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat kini memang tengah giat menginventarisasi, melihat dan mensurvei petilasan-petilasan dan pesanggrahan-pesanggrahan kagungan dalem untuk dimuliakan lagi ke depannya.

Beberapa prioritas yang akan segera pihaknya muliakan juga telah disusun. Salah satunya Gua Siluman yang berada di Wonocatur, Banguntapan, Bantul ini.

Sejatinya situs ini telah dilakukan pemugaran oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2017. Bahkan, seorang juru pelihara pun juga telah ditugaskan di situs peninggalan tersebut, tetapi permasalahan limbah yang mencemari pesanggrahan tak kunjung mendapatkan solusi.

“Situs ini memang sedang dilakukan perawatan lingkungan, tapi untuk fisiknya belum. Mudah-mudahan ke depan dengan Danais Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan bisa memberikan perhatian khusus terhadap perbaikan-perbaikan dan memfungsikan kembali seperti yang terdahulu jaman Hamengkubuwono kedua,” ungkap I Nyoman Gunarsa, Panewu Banguntapan.

Nama Gua Siluman sendiri sengaja disematkan agar tak sembarang orang bisa masuk ke tempat pribadi keluarga kraton tersebut.

Kini, bangunan pesanggrahan Gua Siluman itu sebenarnya sudah tidak utuh lagi. Di bagian dalamnya, terdapat lorong-lorong yang sudah beralih fungsi menjadi saluran pembuangan limbah rumah warga. Sedangkan dua kolam pemandian yang berada di dalam benteng juga telah mengalami kerusakan.

Walau begitu, bentuk bangunan ini masih terlihat jelas. Relief burung beri masih nampak di bagian atas pintu gerbang melambangkan tahun pembangunan. Sedangkan di samping pintu, terdapat anak tangga yang menghubungkan bagian luar gua dengan lorong utama.

Pihaknya berharap dan mengajak seluruh masyarakat maupun warga sekitar agar turut menjaga kelestarian Gua Siluman dengan tidak lagi membuang limbah dan sampah ke dalamnya agar ke depan keberadaaan situs tersebut dapat bermanfaat.

Penulis: Joko Pramono

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *