Mengenal Keindahan Alam Kampung Adat Praijing Sumba Barat

Berpetualang di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi aktivitas menyenangkan bersama keluarga dan juga sahabat. Apalagi sahabat lensa44 dapat singgah ke berbagai destinasi wisata yang eksotis.

Salah satu destinasi wisata yang bisa sahabat lensa44 eksplorasi adalah Kampung Adat Praijing. Kampung Adat Praijing adalah sebuah kampung yang terletak di Desa Tebara, Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kampung ini terletak sekitar 3 km dari pusat Kota Waikabubak.

Kampung Adat Praijing menawarkan pesona keindahan alam perkampungan dengan hamparan luas persawahan. Selain itu Kampung Adat Praijing juga memiliki rumah adat tradisional yang sangat unik, yang mana pada rumah adat terdapat batu megalit di dalamnya.

Megalit adalah batu besar yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen. Megalit menjadi tanda utama keberadaan tradisi megalitik, tradisi yang muncul di beberapa tempat di bumi. Batu yang digunakan dapat berupa satu batu tunggal (monolit), tumpukan batu besar maupun kecil, atau susunan batu yang diatur dalam bentuk tertentu.

Konstruksi rumah di kampung adat Praijing selalu punya makna. Rumah adat masyarakat Sumba Barat memiliki arsitektur yang khas. Rumah adat Sumba biasa disebut dengan Uma Bokulu dan Uma Mbatangu. Uma Bokulu berarti rumah besar. Sedangkan Uma Mbatangu berarti rumah menara.

Rumah penduduk di Kampung Adat Praijing selalu berbentuk rumah panggung yang memiliki dinding dari kayu  beratap rumbai (pandan air). Rumah ini dibedakan menjadi 3 bagian antara lain lei bangun (kolong rumah) tempat untuk memelihara ternak, rongu uma (tingkat kedua) sebagai tempat tinggal, sedangkan uma daluku (menara atau loteng) sebagai tempat penyimpanan makanan.

Tak hanya itu, pada bagian atap rumah terdapat tiang berukir yang digunakan sebagai pintu pembeda antara pintu laki-laki dan perempuan, biasanya pintu laki-laki digunakan oleh kepala keluarga. Sedangkan pintu perempuan digunakan oleh ibu. (EA/L44)