Lensa JogjaLensa Kuliner

Lezatnya Bubur Sayur Lodeh, Menu Berbuka Puasa Tradisi Sejak Abad 16

Bicara soal Ramadan, tentu tidak terlepas dari yang namanya tradisi, khususnya di Bantul, Yogyakarta.

Di kota yang terkenal dengan pantainya ini, ada sebuah masjid yang masih menjalankan tradisi sejak ratusan tahun silam, yakni menggelar buka puasa bersama dengan menu khas bubur sayur lodeh.

Tepatnya di Masjid Sabilurrosyad, Kauman, Pandak, Bantul, bubur sayur lodeh ini dibuat dengan cara yang masih tradisional oleh penduduk setempat. Mereka juga dibantu oleh para remaja, yang disibukkan dengan mempersiapkan aneka lauk pendamping bubur sayur lodeh.

Sajian sayur lodeh sendiri berisi campuran tempe, tahu dan krecek, lalu ditambah menu mie lethek atau bihun goreng.

Teksturnya yang lembut serta sarat nutrisi, membuat menu bubur ini banyak digemari masyarakat karena nyaman di lambung setelah seharian berpuasa.

Setiap hari, masjid yang dibangun pada tahun 1500-an itu menyediakan 100 hingga 150 porsi bubur. Sementara khusus hari Jumat, dibuat hingga 500 porsi dengan menghabiskan 10 kilogram lebih beras.

Tradisi ini, konon telah berusia ratusan tahun yang diyakini sebagai warisan Panembahan Bodho, murid Sunan Kalijogo.

Selain sebagai menu sehat berbuka, menu bubur dahulunya juga merupakan simbol cara termudah menyampaikan dakwah kepada masyarakat.

Adapun nama menu bersejarah ini berasal dari kata bibirin yang bermakna kebaikan, beber yang bermakna pengetahuan tentang ajaran Islam, babar yang bermakna menyeluruh dan merata bisa dinikmati dan diterima semua orang, dan bubur yang mengandung makna kelembutan.

Makna mendalam inilah, yang membuat masyarakat sekitar masih melaksanakan tradisi tersebut hingga saat ini. Bahkan, bahan baku yang disediakan merupakan hasil swadaya masyarakat sekitar. (JACK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *