Krisis Air Bersih, Warga Seropan Andalkan Bantuan
Dampak musim kemarau yang berkepanjangan kian dirasakan oleh sejumlah warga di Kabupaten Bantul. Salah satunya dirasakan warga Seropan, Dlingo yang kini mulai mengalami krisis air bersih karena sumber air yang mengering. Demi mendapatkan air bersih warga rela meninggalkan aktivitas harian guna menunggu datangnya bantuan air bersih ke kampung mereka.
Mereka berbondong-bondong berkumpul di pinggir jalan sembari membawa ember dan jerigen. Saat truk tangki pembawa bantuan dari Berkah Jogja Berbagi datang, para warga langsung antri dengan tertib untuk mendapatkan air bersih. Bantuan air bersih semacam ini paling tidak bisa meringankan beban warga. Mereka yang terdampak tak harus keluar uang untuk membeli air dari pedagang partikelir.
Kondisi krisis air ini dirasakan oleh warga sejak debit air dari satu-satunya sumber air yang berada di lereng bukit kian menyusut. Warga terpaksa harus berjalan kaki sejauh 500 meter setiap pagi dan sore demi mencukupi kebutuhan air setiap hari.
“Kami dari Berkah Jogja Berbagi merasa ikut prihatin dengan bencana kekeringan. Kami berusaha sedikit berbagi kepada masyarakat yang mengalami kekeringan,” kata Kusdiyanto, Ketua Berkah Jogja Berbagi.
Di Pedukuhan Seropan Dlingo, krisis air selalu terjadi setiap musim kemarau. Letak wilayah yang berada di perbukitan membuat sumber air di kampung ini menyusut drastis.
Kondisi ini membuat warga kesulitan mencukupi kebutuhan air bersih untuk rumah tangga. Tak hanya itu, krisis air juga menimbulkan kendala bagi warga yang ingin beribadah di masjid maupun mushola.
Warga berharap pemerintah segera turun tangan mengupayakan pembangunan fasilitas air bersih dari sumber air yang ada di kampung setempat guna mengurangi beban kesulitan warga yang terdampak.
Penulis: Joko Pramono
Editor/redaktur: Rizky / Wara
