Lensa Terkini

Kamu Pekerja Keras? Pahami Dulu Tentang Hustle Culture dan Cara Mengatasinya

Menjadi seorang pekerja keras memang bagus, apalagi jika sedang ada target untuk dicapai. Namun, tidak selamanya menjadi pekerja keras berbuah manis begitu saja, ada pula lain sisi yang perlu dipahami oleh sobat Lensa44.

Pekerja keras sampai berlebihan biasa disebut dengan istilah Hustle Culture. Menurut beberapa sumber, Hustle Culture adalah budaya yang menormalisasikan bekerja keras dan lebih banyak dari yang seharusnya, serta menempatkan pekerjaan di atas segala-galanya.

Hustle Culture mengharuskan kita untuk sesibuk mungkin dan akhirnya merasa bersalah apabila beristirahat barang sejenak saja. Oleh karena itu, tidak jarang para Hustle Culture ini menderita kelelahan, stres, dan mengalami kesehatan fisik dan mental yang buruk.

Lalu seperti apa ciri-ciri orang yang mungkin mengalami Hustle Culture? Simak penjelasannya.

1. Tidak Pernah Puas Dengan Hasil Pekerjaan

Meskipun sudah all out dalam menyelesaikan pekerjaan tapi tetap masih kerap merasa gak puas dengan hasilnya? Bisa jadi kamu sedang terjebak di Hustle Culture.

Kamu gak akan pernah puas dan selalu membandingkan kerjaan kamu dengan orang lain. Jika sedang melihat kerjaan orang lain lebih baik maka kamu akan merasa tidak senang.

Perasaan-perasaan itulah yang kemudian memicu hormon stres sehingga lama kelamaan kamu merasa tidak relaks lagi dengan pekerjaanmu. Untuk itu kamu harus belajar lebih bersyukur dengan apa yang kamu capai sekarang dan menerima kesuksesan orang lain.

2. Merasa Bersalah Ketika Istirahat

Kita sebagai manusia membutuhkan istirahat karena memang manusia tidak diprogram untuk 24 jam bekerja setiap harinya.

Namun, para Hustle Culture biasanya akan merasa bersalah ketika beristirahat. Jadinya, ketika ada weekend yang seharusnya bisa untuk refreshing malah menjadi hari yang penuh kecemasan. Alhasil, waktu liburan menjadi tidak nyaman, belum lagi jika melihat di sosial media teman lebih produktif daripada kamu.

Untuk mengatasi perasaan bersalah karena istirahat, kamu harus membatasi penggunaan ponsel dan memilih untuk melakukan hal yang membuat kamu senang bersama orang yang kamu sayangi.

3. Insomnia Karena Sering Begadang

Untuk para Hustle Culture, tentu sudah tidak asing lagi dengan insomnia. Produktif itu harus tapi jangan sampai mengorbankan jam tidur.

Kalau kamu sudah merasa jam tidurmu sudah kacau dan kamu menjadi tidak stabil mungkin sudah waktunya kamu untuk istirahat.

Nah, lalu bagaimana caranya untuk bisa keluar dari zona nyaman Hustle Culture? Berikut ulasannya melansir dari Forbes.

1. Evaluasi Kebiasaan kita

Ada orang yang produktif pagi, ada juga lebih produktifnya di malam hari. Tantangannya kamu harus mencari tahu waktu produktif dari diri kamu.

Oleh sebab itu, kamu harus memulai evaluasi kebiasaanmu sekaligus memastikan semua seimbang dan kamu mendapatkan waktu tidur yang cukup.

2. Beri Batasan yang Jelas Antara Jam Kerja dan Istirahat

Kamu juga harus bisa membagi waktu antara jam kerja dan istirahat. Hal ini mungkin akan sedikit terasa sulit bagi yang sedang Work From Home (WFH). Cara ini bisa kamu mulai  dengan memisahkan ruang kerja, tidur serta bermain. Dengan begitu otak kita juga terlatih untuk fokus pada 1 tujuan dan sudah tau apa yang harus dikerjakan ke depannya. (HR/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *