ISIS Tegaskan akan Segera Balas Dendam atas Pembakaran Al-Quran
Kelompok teroris ISIS menyerukan kepada para anggota dan simpatisannya untuk melancarkan serangan balasan, atas aksi pembakaran Al Quran oleh politikus sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan, pada Januari lalu.
Melalui sebuah majalah bernama Voice of Khurasan yang diterbitkan oleh Al Azaim Foundation for Media Production, ISIS berjanji akan segera mengambil tindakan balasan atas pembakaran Al-Qur’an yang terjadi di Swedia dan Denmark.
ISIS menegaskan akan segera membalas dendam atas pembakaran Al-Qur’an dan membuat mereka (Rasmus Paludan) tidak akan pernah merasa aman dari pedang pembalasan kelompoknya.
“Namun, mungkin kamu menganggap mujahidin Islam Negara ini lemah karena kurangnya kemungkinan dan peralatan tampaknya, tetapi mereka sangat kaya dengan kekayaan iman dan semangat sehingga tidak membutuhkan apa-apa selain Allah Mahakuasa,” kata pemimpin far-right Belanda, Pegida Edwin Wagensveld.
“Oleh karena itu, kami menjamin semua penyangkalan dan penjaga mereka bahwa, bi’dhnillah, kami akan segera membalas dendam dari kalian,” imbuhnya.
ISIS juga menyatakan bahwa pembakaran Al-Qur’an oleh orang cacat mental dan kafir (orang yang tidak mempunyai kepercayaan) pada bulan lalu itu adalah suatu peristiwa simbolis yang mengambil jawaban atas banyak pertanyaan, saat Barat sedang bergeser dari toleransi agama mereka ke arah ekstremisme.
Kelompok teroris ini juga meminta dibutuhkan upaya untuk mencari pemuda yang sangat bersemangat dengan tekad yang kuat untuk memulihkan kemuliaan Ummah (komunitas Muslim).
Ancaman ISIS ini muncul usai Paludan membakar Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 23 Januari.
Kurang dari sepekan yakni pada 27 Januari, Paludan melakukan hal serupa di depan Kedutaan Besar Turki di Copenhagen, Denmark.
Aksi Paludan ini merupakan bagian dari protes terhadap Turki, karena tidak kunjung mendapat restu untuk Swedia bergabung dengan NATO.
Merespons aksi itu, komunitas internasional ramai-ramai mengecam aksi Paludan. Warga di negara mayoritas Muslim bahkan menggelar demo menanggapi tindakan politikus sayap kanan itu. (SC/L44)