Headline

Hymne dan Mars KPK Ciptaan Istri Firli Bahuri Jadi Sorotan

Lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini telah resmi memiliki Hymne dan Mars sendiri, setelah 20 tahun berdiri sebagai institusi independen. Dalam peresmiannya yang digelar di Gedung KPK, Kamis (17/2) kemarin, dikatakan bahwa pencipta dari lagu tersebut adalah Ardina Safitri, yang merupakan istri dari Firli Bahuri, Ketua KPK.

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata dalam sambutannya mengatakan, bahwa lagu tersebut akan mampu menjadi penyemangat para pegawai KPK, untuk menjalankan tugasnya dalam memberantas korupsi tanah air.

“Isinya betul-betul bisa membangkitkan semangat kami untuk mencintai KPK untuk terus semangat dalam pemberantasan korupsi,” kata Alexander, dikutip pada Jumat (18/2).

Atas diciptakannya Hymne dan Mars itu, Ardina kemudian menerima penghargaan dari lembaga antirasuah tersebut. Penghargaan itu, diserahkan oleh suaminya sendiri.

Sementara itu, lahirnya hymne dan mars KPK ini lantas menjadi sorotan publik, khususnya para mantan pegawai KPK, yang sebelumnya didepak karena Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Mereka keras menyampaikan kritiknya atas hal ini.

Benydictus Siumlala, salah satu dari 57 eks pegawai KPK, mengatakan bahwa lembaga KPK tidak seharusnya memberikan penghargaan kepada istri dari Ketua KPK. Menurutnya, hal tersebut mengandung unsur nepotisme.

Ia bahkan menyebut, bahwa KPK saat ini dalam kondisi yang menjijikkan, sebagai lembaga independen, yang kini sudah tidak lagi sebersih dulu.

“Sebegitu butuh penghargaankah? Sampai harus begini? Dalam skala kecil, di kejadian receh ini ada conflict of interest, ada trading in influence, ada nepotism, dan perilaku koruptif lain… You name it,” kata Beny, dikutip dari akun twitter pribadinya, Jumat (18/2).

“Lalu nanti apa lagi? Siapa lagi yang akan diberi penghargaan? Untuk apa? Suaminya Lili? Istrinya Cahya Harefa? Buat apa? Bikin kue tart antikorupsi? Atau apa?” sambungnya.

Lebih lanjut, Beny juga menyayangkan sikap bungkam daripada senior-senior yang masih ada di dalam lembaga tersebut.

“Lalu itu senior-senior terhormat yang di dalam? Ada mantan jurnalis Tempo dan mantan pelaksana tugas juru bicara, Yuyuk Andriati Iskak. Ada jubir aktif, Ipi Maryati Kuding, dan kawannya, Ali Fikri, yang pernah disebut sebagai ‘orang baik’ oleh salah satu mantan penasihat,” lanjutnya.

Dalam utasnya, Beny tampak kecewa dengan langkah KPK yang semakin jauh dari definisi independennya.

“Saya udah bingung memilih, mana yang paling menjijikkan dari semua kelakuan orang ini. Mungkin, ini salah satunya; memberi penghargaan pada istri sendiri, atas nama lembaga yang dulu sangat terhormat,” tandasnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *