Lensa Terkini

Hindari Bisnis Molnupiravir, Juru Wabah Minta Pemerintah Tarik Astrazeneca ke Tanah Air

Pandu Riono, Epidemiolog UI, kembali mengingatkan pemerintah untuk tidak terbuai dengan iming-iming Molnupiravir, yang disebut sebagai obat Covid-19. Kendati Molnupiravir sudah dipromosikan di beberapa negara lain, namun Pandu mengatakan bahwa obat tersebut hanya bekerja pada lima hari pertama.

Selain itu, diketahui bahwa Molnupiravir bahkan belum mendapat persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Maka dari itu, Pandu serius mewanti-wanti pemerintah untuk menghindari bisnis ini.

“Waspada @KemenkesRI, jangan bernegosiasi dengan perusahaan besar farmasi. Pemerintah tetap fokus pada upaya pengendalian pandemi dengan meningkatkan vaksinasi. Menekan kasus, bukan mengobati kasus. Mahal & sering gagal. Tak perlu melakukan uji klinik di Indonesia, jeratan pembelian.” Kata Pandu dikutip dari akun twitternya, Kamis (14/10).

Ia juga meminta agar pemerintah lebih baik segera menghentikan uji klinik obat jenis Ivermectin. Menurutnya, sejauh ini uji klinik tersebut hanya akan membuang dana dan waktu.

“Ivermectin lebih banyak lebaynya dibandingkan informasi saintifik dan didukung kelompok Anti-Vaxxers dunia.” Sambungnya.

Sementara itu, untuk terus mendukung program vaksinasi pemerintah, Pandu lantas meminta pemerintah untuk menarik produksi Vaksin AstraZeneca ke tanah air.

“Pak @BudiGSadikin dan Pak Luhut perlu lobi agar industri vaksin AZ di Australia bisa dipindahkan ke indonesia. Kita perlu memperkuat manufaktur vaksin di indonesia.” Tulisnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *