Lensa Terkini

Gus Yahya Tegas Tak Bolehkan NU Jadi Senjata Politik

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menegaskan kepada semua pihak, untuk tidak menggunakan NU sebagai senjata politik, mengingat atmosfer pemilu 2024 kini mulai terasa.

Memanfaatkan ormas agama sebagai senjata politik, kata Yahya, dikhawatirkan akan membuat suhu demokrasi dan pesta politik 2024 nantinya menjadi tidak sehat.

“Tidak boleh digunakan sebagai senjata untuk kompetisi politik. Karena kalau kita biarkan, terus menerus begini, jadi tidak sehat,” kata Yahya dalam keterangan persnya, dikutip pada Selasa (24/5).

Berkaitan dengan itu, sempat berhembus pula isu terkait adanya kerenggangan antara NU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebagai partai yang berafiliasi dengan NU.

Menanggapi hal tersebut, Yahya menyebut bahwa di antara keduanya tak ada masalah atau sesuatu yang menimbulkan kerenggangan. Pasalnya, sebagaimana diketahui bahwa Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, tampak sangat getol untuk membawa nama NU demi ambisinya terhadap pemilu 2024.

“Saya ngga pernah bikin pernyataan apapun yang berisikan negatif terhadap siapapun, apalagi PKB, tidak. Kalau ada yang mengatakan renggang, ya mereka yang merenggangkan dirinya dari NU, gitu,” lanjutnya.

Sementara itu, Muhaimin Iskandar semakin semangat untuk menyiapkan kontribusinya dalam pemilu 2024 mendatang. Bahkan, ia juga sempat menggunggah foto kaos yang bertuliskan, “Warga NU Kultural Wajib Ber-PKB, Struktural NU Sak Karepmu” melalui sosial medianya.

Tentu saja, tindakan Muhaimin berbanding terbalik dengan pernyataan Ketua Umum PBNU. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *