Lensa Terkini

Gubernur NTT Wajibkan Pelajar Masuk Jam 5 Pagi, FSGI Buka Suara

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) akhirnya buka suara soal kebijakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mewajibkan pelajar SMA-SMK untuk berangkat sekolah pukul 5 pagi.

Sekjen FSGI, Heru Purnomo, mendesak agar rencana kebijakan tersebut dibatalkan, karena berpotensi mempengaruhi tumbuh kembang para peserta didik.

“Mendorong pemerintah provinsi NTT mempertimbangkan kembali kebijkan tersebut, karena sangat membahayakan tumbuh kembang anak. Sebaiknya dibatalkan, karena tidak berpihak pada kepentingan terbaik bagi anak,” kata Heru dalam keterangannya, dikutip pada Rabu (1/3).

Senada dengan itu, Retno Listyarti selaku Ketua Dewan Pakar FSGI, juga menyatakan bahwa FSGI telah melakukan survei ke sejumlah guru dan orang tua.

Menurutnya, banyak guru dan orang tua yang tidak menyetujuin dengan adanya kebijakan sekolah masuk jam 05.00 pagi.

“Ternyata banyak orang tua yang tidak setuju dengan kebijakan ini, responnya beragam mulai dari faktor keamanan anak saat menuju sekolah, transportasi yang sulit pada pagi hari, dan kesiapan orang tua di rumah, seperti menyediakan sarapan, dan berbagai pertimbangan kesehatan anak,” jelas Retno.

Tak hanya itu, kebijakan berangkat pada jam pagi itu juga dinilai akan berpengaruh pada mood peserta didik, sehingga mereka boleh jadi akan sulit untuk berkonsentrasi ketika melakukan sesuatu, serta dapat mengalami penurunan kemampuan belajar.

Sebelumnya, kebijakan berangkat sekolah pukul 5 pagi yang diterapkan oleh Gubernur NTT ini, viral di media sosial.

Dalam sebuah video yang berdurasi 1 menit 43 detik, terekam sebuah pertemuan antara Gubernur NTT Viktor Bungtilu Liskodat bersama kepala sekolah pada Kamis (23/2) lalu.

Dalam pertemuan tersebut, Viktor mengungkapkan bahwa kebijakannya memajukan jam sekolah 05.00 pagi bertujuan untuk mendisiplinkan dan menumbuhkan etos kerja peserta didik.

“Bapak setengah lima udah harus di kelas ini Anda. Jam 5 sudah jalan (kegiatan belajar) kenapa? Ini etos kerja, SMP ini masih nggak boleh. SMA dia tidur jam 10 malam, 11-12-1-2-3-4, jam 4 bangun, mandi setengah jam, setengah jam ke sekolah, ini kan di kota, 30 menit sampai,” kata Viktor dalam unggahan video di akun instagram @viktorbungtilulaiskodat.

Adapun kebijakan ini sementara hanya berlaku untuk SMA 1 dan SMA 6. Victor berdalih, kebijakan ini sekaligus sebagai upaya persiapan siswa untuk tembus Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

“Pertama SMA 1, siap-siap anak-anak SMA 1 kalau tidak kuat tarik pulang sudah, karena ini jalan terus kecuali saya berhenti September nanti, pasti bisa dibatalkan,” lanjutnya.

“Kedua SMA 6, dua (sekolah) ini akan berjalan terus (masuk) jam lima pagi,” sambungnya. (DSR/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *