Lensa Terkini

Empat Lagu dengan Kisah Paling Menyedihkan Sealam Semesta

Untuk kamu yang berjiwa melankolis, musik adalah bagai jantung dari kehidupan. Musik tidak bisa tergantikan dan lagu bisa menggambarkan perasaan senang, sedih, gundah, dan sebagainya. Ibarat lagu adalah sebuah udara maka kamu membutuhkannya untuk hidup.

Berikut ini adalah empat lagu rekomendasi dengan kisah yang sangat menyedihkan:

‘Everybody Hurts’, lagu dari R.E.M (1993)

Lagu ini cukup terkenal pada masanya. Dibawakan oleh band rock asal Amerika, R.E.M, lagu ini merupakan bagian dari albumnya yang kedelapan, yang dirilis pada April 1993 silam.

Lagu ini pernah menduduki nomor 29 di Billboard Hot 100 AS dan mencapai posisi 10 di tangga lagu Australia, Kanada, Prancis, Islandia, Irlandia, Belanda, dan Inggris. Pada tahun 2003, Q menempatkan “Everybody Hurts” di nomor 31 dalam daftar “1001 Best Songs Ever”.

Lagu ini menceritakan tentang keberanian dan harapan kepada mereka yang merasa dikecewakan oleh kehidupan atau mereka yang ingin mengakhiri hidup. Lagu ini telah menjadi lagu kebangsaan untuk melawan ‘bunuh diri’, atau sebagai bentuk solidaritas dari orang-orang yang mencintai kita.

‘Hurt’, lagu dari Nine Inch Nails (1994)

Lagu ini dibawakan oleh band rock asal Amerika yaitu Nine Inch Nails. Lagu Hurt berasal dari album kedua studionya dan dirilis pada 17 April 1995.

Lagu tersebut menerima nominasi Grammy Award untuk Lagu Rock Terbaik pada tahun 1996. Pada tahun 2020, Kerrang! dan Billboard masing-masing memberi peringkat lagu nomor 2 dan nomor 3 dalam daftar lagu Nine Inch Nails terbaik mereka.

Lagu ini menceritakan tentang catatan bunuh diri yang dilakukan oleh si protagonis. Sang protagonis menyakiti dirinya sendiri untuk melihat apakah dia masih merasakan sakit, tetapi ternyata dia menyadari bahwa itu semua sia-sia.

‘Cat’s in The Cradle’, dibawakan oleh Harry Chapin (1974)

Cat’s in the Cradle merupakan sebuah lagu ciptaan Harry Chapin, musisi rock folk asal Amerika. Lagu ini berasal dari album Verities dan Balderdash pada tahun 1974.

Single ini menduduki puncak US Billboard Hot 100 pada bulan Desember 1974. Sebagai satu-satunya lagu Chapin yang menduduki nomor satu, lagu ini menjadi yang paling terkenal dari karya-karyanya dan pokok untuk musik folk rock.

Rekaman lagu Chapin dinominasikan di Grammy Award 1975 untuk Penampilan Vokal Pop Pria Terbaik dan dianugerahi Grammy Hall of Fame pada tahun 2011.

Lagu ini merupakan simbol bagi para excellence dari musik folk rock. Lagu ini menggambarkan hubungan antara ayah dan anaknya yang rumit, antara ada dan tiada, yang mana hubungan mereka memiliki sesuatu yang bersifat nubuat atau ramalan.

Harry Capin diketahui telah meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil, sehingga ia tidak dapat membesarkan putranya.

‘Tears in Heaven’, yang dibawakan oleh Eric Clapton (1991)

Tears in Heaven merupakan lagu milik Eric Clapton dan Will Jennings. Lagu ini adalah single terlaris Clapton di Amerika Serikat dan mencapai nomor dua di Billboard Hot 100.

Di Inggris, tempat asal Clapton, lagu ini mencapai nomor lima di UK Singles Chart dan juga masuk dalam 10 besar di lebih dari 20 negara di seluruh dunia.

Lagu ini memenangkan tiga Grammy Awards, di antaranya Penampilan Vokal Pop Pria Terbaik, Lagu Tahun Ini, dan Rekaman Tahun Ini. Pada tahun 2004, Rolling Stone juga menempatkan “Tears in Heaven” berada di urutan ke 362 dalam daftar “The 500 Greatest Songs of All Time”.

Lagu ini menceritakan tentang kisah memilukan Conor Clapton, putra Eric Clapton bersama Lory Del Santo. Conor yang baru berusia lima tahun jatuh dari jendela apartmen di lantai 53 gedung pencakar langit New York dan tewas seketika. (NCA/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *