Dua Program Desa Guwosari Direviu Warga Penilai

Setiap desa pasti telah banyak menelurkan berbagai program yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Namun, tanpa adanya kontrol dan pengawasan dari berbagai pihak, program yang berjalan justru berpotensi salah sasaran.

Guna mengantisipasi hal tersebut, pemerintah Kalurahan Guwosari, Pajangan, Bantul kembali menggelar evaluasi program pembangunan berbasis masyarakat bertajuk ‘Review’.

Bertempat di Ingkung Kuali 4, pihak desa mengajukan dua program yang akan dievaluasi, yakni Program Pendampingan Ibu Hamil Berisiko Tinggi dan Program Layanan Sampah Bumkal Guwosari Maju Sejahtera Unit Go-sari.

Usai tim pelaksana kegiatan menyampaikan presentasinya untuk membuka diskusi ‘Review’. Para warga diminta menilai apakah program tersebut layak untuk dilanjutkan atau bahkan dihentikan.

Dalam program reviu tersebut, warga juga bebas bertanya dan menyampaikan masukan maupun kritikan. Mereka adalah warga penilai yang dipilih secara acak oleh tim Kalurahan.

Dihadirkan pula tiga orang tamu penilai yang berkompeten di bidangnya sebagai evaluator.

Hasil penilaian disampaikan oleh warga penilai melalui blangko yang dibagikan. Setelahnya dihitung dan diberi skor secara terbuka, dan akan dijadikan rekomendasi untuk evaluasi terkait program yang telah dijalankan oleh Kalurahan saat ini.

Rini Wuri Astuti, warga penilai, mengapresiasi adanya program reviu karena berhasil melibatkan pendapat rakyat dalam proses kemajuan desa.

“Ini adalah program yang menjadi satu-satunya program di Indonesia yang melibatkan aspirasi rakyat untuk mereviu, untuk monev (red: monitoring dan evaluasi), apakah program Kalurahan Guwosari sudah sesuai dengan tujuan dan sasaran,” jelasnya.

Awalnya, program ini dikenalkan oleh Japan Initiative, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) asal Jepang, Tifa dan Alterasi pada tahun 2012 lalu.

Kalurahan Guwosari pun menjadi salah satu desa pertama di Kabupaten Bantul yang sampai saat ini masih aktif melaksanakan program tersebut. (JACK/L44)