Lensa Selebritis

Doorman Apartemen John Lennon: Ada Darah di Tanganku

Doorman apartemen di mana John Lennon tewas ditembak mengenang malam mengerikan ketika John kolaps setelah tertembak, “Ada darah di kedua tanganku.”

Salah satu personal The Beatles itu dibunuh di luar apartemennya di New York City 43 tahun yang lalu.

Doorman yang sedang jaga di gedung apartemen di hari John Lennon ditembak dan tewas buka suara tentang tragedi itu, dalam sebuah wawancancara yang menyentuh belum lama ini. Jay Hasting bekerja di Dakota, gedung di mana anggota band terkenal The Beatles tinggal pada tanggal 8 Desember 1980. Dia menceritakan ke majalah People, semua tentang malam yang mengerikan itu. Menceritakan dengan detail apa yang terjadi beberapa saat setelah penembakan itu terjadi.

“Aku ingat semuanya, seakan-akan baru saja terjadi kemarin,” katanya, merujuk pada saat John dibunuh oleh Mark David Chapman di depan sayap barat gedung yang ditinggalinya, tepat pada pukul 10.50 malam. Ia ketemu doorman lain bernama Jose, yang pertama melihat John setelah penembakan.

“Saya bisa dengar Jose di luar, “Oh Mr. Lennon.’ Door… door… pintu-pintu tertutup dan saya bisa dengar langkah-langkah cepat datang,” kenangnya. “Saya terus jalan ke meja konter. Di sana ada tombol keamanan tersembunyi untuk membuka pintu, jadi Anda bisa masuk ke gedung.”

John Lennon: Aku Tertembak, Aku tertembak

“Saat saya di sana dengan jari saya di atas tombol itulah saat ia (John) lari masuk begitu terdengar suara tembakan, dan ia bilang, ‘Aku tertembak, aku tertembak’ dan ia lari melewatiku ke belakang, dan kolaps,” lanjutnya.

Jay melanjutkan, menjelaskan saat itu dia secara cepat memroses kejadian yang baru saja terjadi, dan dia tidak tahu seberapa parah lukanya. “(Saya) tidak tahu seberapa parah dia ditembak,” katanya. “Saya pergi ke belakang, Yoko (Ono, istri John) ada di sana. Di belakang John, teriak, “Panggil ambulan. Panggil ambulan.’”

Dia juga menceritakan Jose sudah memencet tombol panik di pos doorman, dan sibuk mengirim pesan ke polisi. Agar mendapatkan perhatian dari kantor polisi, Jay menelpon 911 dari Gedung Dakota.

Setelah itu Jose memberitahunya kalau yang menembak John masih di luar dan sudah tidak membawa senjata, dia “ambil tongkat dari atas lemari” dan pergi “ke bawah, aku mau gebukin orang ini, aku kuatir dia melarikan diri.”

Begitu ia mendekati Chapman, Jay melihat ia “menghadap tembok, melakukan sesuatu… ia membaca buku.” Ketika polisi datang tak lama kemudian, awalnya polisi mengira Jay-lah pelakunya. “Saya kelihatan sangat kacau. Ada darah di kedua tanganku, saya baru saja memakai bajuku, baju putih tanpa dasi,” katanya. Ia lalu menunjuk Chapman, yang segera diringkus dan akhirnya divonis penjara 20 tahun sampai seumur hidup karena menembak dan membunuh John.

Saat kematiannya yang tragis itu, John berusia 40 tahun. Musisi berbakat itu meninggalkan Yoko, istrinya dan anak mereka, Sean Lennon, yang baru saja berusia lima tahun. Dan juga anak sulungnya, Julian Lennon, yang berusia 17.

Penulis: Ara

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Sumber: Erin Silvia, John Lennon’s Doorman Recalls Terrifying Moment He Collapsed After Being Shot: I had Blood on My Hands’, diakses 10/12/2023 dari https://hollywoodlife.com

Baca Juga : https://lensa44.com/dibuat-dengan-ai-lagu-terakhir-the-beatles-siap-rilis-2-november-2023-mendatang/

Share

One thought on “Doorman Apartemen John Lennon: Ada Darah di Tanganku

Comments are closed.