Lensa Wisata

Desa Penglipuran Bali, Destinasi Wisata Kental dengan Adat dan Budaya

Pulau Bali memang selalu menyuguhkan pesona wisata yang seolah tidak akan ada habisnya. Mulai dari pantainya yang menenangkan, bentangan alam yang memesona, keindahan bawah laut yang menawan, masyarakat yang harmonis, hingga beraneka ragam kuliner yang lezat.

Semua pesona eksotis itu, tentu memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menghipnotis para pengunjung untuk datang kembali.

Ada salah satu destinasi wisata yang wajib kamu kunjungi ketika sedang berlibur ke Bali, yaitu Desa Penglipuran yang berada di kabupaten Bangli, Bali.

Desa Penglipuran adalah desa adat yang menjadi unggulan pariwisata di Bali. Desa ini dikenal sebagai desa terbersih di dunia, dan telah diakui oleh dunia internasional. Untuk menjaga keasrian desa dan lingkungan, pengunjung yang datang ke desa Penglipuran dilarang menggunakan kendaraan bermotor selama di dalam desa.

Ribuan wisatawan dari berbagai negara selalu berkunjung ke desa ini. Mereka datang untuk menikmati ketenangan dan keindahan alam, serta budaya tradisional yang masih kental terasa di desa ini.

Penduduk Desa Penglipuran memiliki kebiasaan hidup yang unik. Mereka menjalankan usaha di rumah mereka sendiri, dengan menghasilkan berbagai produk budaya dan jasa yang menjadi daya tarik wisatawan.

Sebagai desa adat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur nenek moyang, tata ruang Desa Penglipuran pun mengusung patokan adat yang sudah turun temurun. Desa ini dibangun dengan Konsep Tri Mandala, di mana tata ruang desa dibagi menjadi tiga wilayah yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.

Pembagian wilayah tersebut diurutkan dari wilayah paling utara hingga paling selatan. Di wilayah utara, ada Utama Mandala. Wilayah ini merupakan tempat suci atau tempat para dewa. Di sini pula lah tempat beribadah didirikan.

Kemudian di bagian tengah, ada zona yang disebut sebagai Madya Mandala yang merupakan pemukiman penduduk, di mana rumah-rumah penduduk dibangun berjajar di sepanjang jalan utama.

Sedangkan, wilayah paling selatan disebut dengan Nista Mandala. Tempat ini adalah zona khusus untuk pemakaman penduduk.

Seperti desa adat lainnya di Bali, Desa Penglipuran juga memiliki ritual keagamaan yang terus dijalankan hingga saat ini. Salah satu ritual besarnya adalah Ngusaba yang biasa dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi.

Selain itu, setiap 15 hari sekali, masyarakat di sana juga akan datang ke Pura Penataran untuk bersembahyang. Ritual ini terus dilakukan karena sudah diajarkan oleh para tetua adat dan merupakan ajaran yang diwariskan oleh para leluhur. (AHS/L44)

Share

One thought on “Desa Penglipuran Bali, Destinasi Wisata Kental dengan Adat dan Budaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *