Lensa Terkini

BMKG Peringatkan Bencana Hidrometeorologi Sepanjang Tahun 2023

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam Pandangan Iklim tahun 2023 (Climate Outlook 2023), mengatakan bahwa Indonesia di sepanjang tahun 2023 akan menghadapi kondisi cuaca yang netral. Artinya, tidak terjadi fenomena alam La Nina maupun El Nino yang memicu terjadinya bencana alam.

Kendati demikian, bukan berarti pada 2023 Indonesia akan terhindar dari bencana alam. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa dalam prediksinya, Indonesia akan diterjang bencana Hidrometeorologi sepanjang tahun.

Bencana Hidrometeorologi itu, kata Dwikorita, disebabkan oleh tingginya curah hujan tahunan 2023 yang diprakirakan melebihi rata-rata atau melebihi batas normal di sebagian wilayah Indonesia.

Selain itu, kemungkinan juga ada peningkatan potensi kekeringan, yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di berbagai wilayah di Indonesia.

“Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, masyarakat dan seluruh pihak terkait harus segera melakukan mitigasi dan langkah antisipatif terhadap potensi jumlah curah hujan tahunan 2023 yang diprediksi berpotensi melebihi rata-ratanya, yang dapat memicu bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Semua perlu dalam kondisi siaga dan waspada,” kata Dwikorita, dikutip pada Kamis (20/10).

Ia pun menjelaskan, untuk mengantisipasi prediksi bencana itu, pemerintah pusat maupun daerah perlu berkoordinasi untuk optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan terhadap banjir, seperti penyiapan kapasitas yang memadai pada sistem drainase, sistem peresapan dan tampungan air, agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir.

Selain itu, apabila terdapat waduk, embung, kolam retensi atau penyimpanan air di wilayahnya, agar memastikan kesiapan operasionalnya dan penggunaannya di saat musim kemarau.

Sementara itu, musim hujan sendiri telah dimulai sejak September 2022 dan puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Desember 2022 hingga Januari 2023.

Selanjutnya, Dwikorita juga menyebut beberapa wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan tahunan yang cukup tinggi yakni lebih dari 2500 mm/tahun.

Wilayah-wilayah yang diimbau untuk waspada adalah Sumatera utamanya sekitar pegunungan Bukit Barisan, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, sebagian Banten-Jawa Barat, Jawa Tengah, sebagian besar Kalimantan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Selatan, dan sebagian besar Papua.

“Masyarakat yang tinggal di bantaran atau lembah sungai harus betul-betul waspada akan terjadinya banjir maupun banjir bandang. Demikian juga dengan mereka yang tinggal di daerah perbukitan karena di saat hujan lebat, apalagi sampai berjam-jam kemungkinan terjadinya tanah longsor pun semakin besar. Kenali tanda-tanda akan terjadinya tanah longsor ataupun banjir dan banjir bandang,” terangnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *