Lensa Manca

AS Janji Lanjutkan Bantuan untuk Palestina dan Sumbang Rp3,4 triliun

“AS berkomitmen memajukan kemakmuran, keamanan, dan kebebasan bagi Israel dan Palestina dengan cara yang nyata dalam waktu dekat, yang penting dalam dirinya sendiri, tapi juga sebagai alat untuk menuju solusi dua negara yang dinegosiasikan,” kata Blinken.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menyebut pihaknya gembira akan kembali bermitra dengan AS.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel menyebut keberadaan UNRWA saat ini justru melanggengkan konflik dan tidak berkontribusi menyelesaikannya.

“Bantuan dari AS harus disertai perubahan yang substansial dan dianggap perlu dalam sifat, tujuan dan sikap UNRWA”, begitu pernyataan mereka.

Analisis oleh Yolanda Knell, koresponden BBC di Timur Tengah

Berita ini sangat melegakan rakyat Palestina. Ekonomi mereka yang ditopang bantuan internasional terguncang akibat pemotongan dramatis era pemerintahan Donald Trump.

Banyak yang menganggap bantuan AS ini sebagai upaya mendorong pemimpin Palestina ke dalam pembicaraan damai dengan Israel.

Namun Palestina menganggap pembicaraan itu sangat berpihak kepada Israel.

Di kamp pengungsi Qalandia di kawasan Tepi Barat, Hassan Abu al-Eish merasakan efek pemotongan bantuan. Akibatnya, selama ini dia tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.

“Ketika Trump datang, dia menghentikan bantuan untuk UNRWA dan menutup semua pintu untuk kami,” kata pengungsi berusia 85 tahun ini.

Hassan berharap Joe Biden akan mengambil kebijakan yang sama sekali berbeda dengan Trump.

Namun upaya melanjutkan negosiasi perdamaian Palestina-Israel tampaknya mustahil dilakukan sebelum pemilu di dua negara itu selesai.

Apa tugas UNRWA?

Badan itu awalnya dibentuk untuk mengurus ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat perang Arab-Israel tahun 1948.

UNRWA mengklaim saat ini menangani sekitar 5,7 juta pengungsi di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon. Mereka memberi layanan kesehatan, pendidikan dan fasilitas sosial lainnya. Pada era pemerintahan Trump, AS adalah donor tunggal terbesar untuk UNRWA. AS memberikan US$364 juta (Rp5,3 triliun) pada tahun 2017 dan mendanai hampir 30% operasional lembaga ini

Namun pada tahun 2018, Trump mengakhiri semua bantuan untuk UNRWA. Dia menyebut kebijakan donor itu sebagai “kesalahan yang tidak dapat diperbaiki”

UNRWA membantah semua tuduhan Trump terhadap mereka.

Meski begitu, pendonor lain justru menambah bantuaan untuk UNRWA. Akan tetapi, mereka masih tetap kekurangan anggaran untuk memberikan layanan paling dasar untuk para pengungsi.

Direktur Operasi UNRWA di Tepi Barat, Gwyn Lewis, berkata bahwa mereka menghadapi beberapa tahun yang berat. UNRWA terpaksa mengurangi program.

UNRWA juga dia sebut harus menunda pembayaran gaji staf akhir tahun lalu.

“Pengumuman AS akan meyakinkan banyak kelompok dan staf kami, tapi tidak berarti kami masih berada pada posisi yang aman secara finansial,” kata Lewis.

“Jadi kami sangat berharap bahwa dukungan AS ini akan menjadi sinyal bagi negara lain untuk memperbarui pendanaan mereka.””.

Sumber : BBC

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *