HeadlineLensa Terkini

Viral Ceramah Mkece Lecehkan Simbol Agama

Jagat sosial media tengah diramaikan dengan beredarnya video dakwah dari kanal youtube Muhammad Kece, dalam ceramahnya tampak jelas orang yang kerap disebut Ustad Mkece tersebut mengganti beberapa istilah agama dan menyampaikan kalimat bernada penghinaan.

“Pokoknya saya bongkar budal badil. Kitab karangan manusia, kitab dongeng Arab, kita bongkar. Ayo nyadar bangsa Indonesia, nyadar ya. Islam ini hanya sebatas politik untuk cari makan. Jangan jadi marketing Arab, orang Indonesia. Jangan membangga-banggakan Arab, tidak ada apa-apanya Muhammad bin Abdullah itu,” kata Mkece dalam salah satu videonya.

Tak hanya itu, dengan lantang Mkece mengucapkan salam dan tahmid dengan mengganti nama Allah dengan nama Yesus. Hal ini sontak membuat geram masyarakat dan meminta pemerintah untuk segera mengambil tindakan.

Menanggapi hal ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan penjelasannya dengan mengatakan bahwa siapapun yang terbukti melakukan tindak pelecehan dan penghinaan terhadap simbol agama, maka akan mendapat hukuman pidana.

Dalam keterangan tertulis di situs resmi Kementerian Agama, Menag Yaqut menyebut bahwa ceramah yang disampaikan oleh Mkece  dapat berpotensi merusak kerukunan umat beragama. Ia menegaskan bahwa seharusnya penceramah tidak menjadikan sosial media untuk menyebarkan ujaran kebencian kepada masyarakat.

“Menyampaikan ujaran kebencian dan penghinaan terhadap simbol agama adalah pidana. Deliknya aduan dan bisa diproses di kepolisian, termasuk melanggar UU No 1/PNPS/1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.” Kata Menag, Minggu (22/8).

Menag Yaqut menyayangkan adanya kejadian ini, menurutnya, di tengah situasi pandemi saat ini seharusnya semua elemen masyarakat bersama-sama memupuk rasa persatuan, kebersamaan, dan solidaritas, bukan justru membuat kegaduhan semacam ini. Ia juga menambahkan bahwa ceramah seharusnya adalah media pendidikan dan bisa mencerahkan.

“Dalam konteks ceramah agama, penguatan terhadap empat indikator moderasi ini penting dan strategis agar para penceramah bisa terus mengemban amanah dan pengetahuan dalam menghadirkan pesan-pesan keagamaan yang selain meneguhkan keimanan umat, juga mencerahkan dan inspiratif.” Tambahnya.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *