Lensa Jogja

Imbas PPKM, Tingkat Occupancy Hotel Di Yogyakarta Hanya 5%

Penerapan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 4 Jawa Bali resmi diperpanjang hingga 16 Agustus mendatang, tentu hal ini masih memberikan dampak bagi berbagai sektor diantaranya bagi dunia pariwisata di Yogyakarta.

Redupnya geliat pariwisata di tengah penerapan PPKM level 4 ini sontok membuat dunia perhotelan maupun restoran juga turut terkena imbas cukup serius.

Menurut ketua perhimpunan hotel dan restoran Indonesia atau PHRI kabupaten Sleman, Joko Paromo, PPKM level 4 yang dicanangkan pemerintah pusat sangat memberikan pukulan pilu bagi industri perhotelan di Yogyakarta.

Menurutnya tingkat okupansi hotel pada saat penerapan PPKM berlangsung hanya sekitar 5% saja, hal ini tentu tak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan oleh pihak hotel.

Tak hanya tingkat okupansi rendah sektor perhotelan juga tertekan lantaran harga jual kamar permalam yang harus rela mengalami penurunan.

Dampak ini membuat bisnis perhotelan dan restoran berjuang sangat keras untuk tetap bertahan di tengah pandemi yang masih menghantui.

Bahkan tak sedikit pelaku usaha hotel maupun restoran yang memilih untuk menutup usahanya, sehingga banyak karyawan yang harus merasakan pedihnya pemutusan.

Pihaknya juga menyatakan untuk meningkatkan okupansi hotel di tengah keterpurukan ekonomi pelaku industri perhotelan dan restoran sangat memerlukan dukungan konkrit dari pemerintah sehingga dapat kembali bangkit sembari terus berinovasi agar dapat bertahan dari pukulan telak pandemi.

Selain itu meski vaksinasi covid 19 sudah digencarkan namun penerapan pembatasan masyarakat yang masih diberlakukan hingga kini belum begitu signifikan mendongkrak industri pariwisata dan perhotelan.

Saat ini insan perhotelan hanya bisa berharap pemerintah dapat mencarikan solusi terbaik untuk kembali menggeliatkan dunia pariwisata di Yogyakarta. (DSY/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *