Lensa Jogja

Peringati Harganas, BKKBN DIY Gelar Layanan Sejuta Akseptor

Bertolak dari pentingnya pengendalian jumlah penduduk, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY kembali hadir dan melaksanakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) sejuta akseptor, secara serentak di seluruh kabupaten-kota di DIY.

Bersama TNI AD, gerakan itu mengusung tema “Wujudkan Keluarga Sehat Untuk Indonesia Kuat” dan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat

Di Bantul, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantul, Emi Masruroh, meninjau langsung pelaksanaan kegiatan yang dipusatkan di Rumah Sakit Nur Hidayah, Trimulyo, Jetis.

“Partisipasi dari warga di Kabupaten Bantul, cukup banyak. Jadi, yang tadinya mungkin masih sedikit, masih menunda-nunda. Alhamdulillah dengan gerakan ini, tempat yang saya kunjungi ini, menunjukkan jumlah yang cukup lumayan. sehingga harapannya nanti, tidak hanya sekarang, tapi bisa berkelanjutan,” terang Emi.

Dalam program tersebut, pelayanan KB yang diberikan berupa pelayanan Akseptor KB baru maupun ulangan, pelayanan ganti cara (metode), serta pelayanan KB pasca persalinan.

Lebih lanjut, guna menjaring akseptor dan juga memberikan pelayanan yang baik, pihaknya juga turut menggandeng anggota Bhabinsa dari Kodim 0729 Bantul, yang bertugas menjaring askseptor dengan memberikan sosialisasi dari rumah ke rumah di tiap pelosok desa.

Melalui kegiatan ini, BKKBN DIY menargetkan pelayanan kepada lebih dari 11 ribu akseptor dalam satu hari, dengan alat kontrasepsi iud, kondom, implant, suntik, dan pil. Program ini digelar, juga dalam rangkaian menyambut peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang ke-28.

“Program KB ini adalah sangat penting, kaitannya dengan masa depan bangsa Indonesia. di mana pada posisi sekarang ini, antara jkumlah penduduk dengan potensi lapangan pekerjaan adalah kurang seimbang,” kata Pelda Agur Rianto, Bati Bakti TNI, Rabu (15/6)

Pelayanan KB serentak sejuta akseptor ini, akan dilaksanakan satu hari penuh. Tidak hanya di rumah sakit, pelayanan KB ini juga diadakan di puskesmas, klinik dokter dan tempat praktik mandiri bidan, namun, agenda itu juga dilaksanakan dengan pelayanan bergerak dan kunjungan ke rumah-rumah.

Pengendalian angka kelahiran dalam satu keluarga, akan berdampak kepada penurunan prevalensi stunting (kekurangan gizi pada anak), akibat jarak kehamilan dan kelahiran yang terlalu dekat.

Diharapkan, antusiasme masyarakat menjadi akseptor KB kian meningkat, guna merencanakan kehamilan dan kelahiran dan mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Mengingat, pengendalian jumlah penduduk menjadi faktor penting untuk mewujudkan keluarga sejahtera. (JACK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *