HeadlineLensa Terkini

Enggan Hapus Cuitan Tentang Jokowi, BEM UI Dipanggil Rektorat

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengeluarkan kritiknya kepada Presiden Joko Widodo melalui akun sosial medianya @BEMUI_Official pada Sabtu (26/6). Unggahan yang berisikan poster kritikan kepada Jokowi itu sontak menjadi ramai di linimasa, sampai menduduki tranding teratas twitter, akhirnya pihak Rektorat Universitas Indonesia melayangkan surat panggilan kepada jajaran BEM UI.

Surat panggilan dari rektorat itu juga beredar luas di linimasa. Memenuhi panggilan rektorat pada Minggu (27/6). Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengaku menolak menghapus cuitan kritiknya saat diminta oleh pihak rektorat. Menurutnya unggahan itu adalah bentuk kritik yang sudah berdasarkan argument dan data.

Akun sosial media BEM UI menyampaikan kritiknya dengan menjuluki jokowi sebagai The King of Lip Service. “Jokowi kerap kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya seringkali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya” tulis akun @BEMUI_Official

tangkapan layar twitter @BEMUI_Official

“Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekedar bentuk ‘Lip Service’ semata.” Sambungnya.

Selain mendapat dukungan dari warganet, juga tak sedikit yang menyampaikan kritik terhadap kritik ini.

“Cara mengkritik yang tidak beretika sih kalo menurut saya. Mengandalkan meme, merendahkan wibawa seorang kepala negara, dipublikasikan di ruang public dan jadi bahan tertawaan. Segini aja kualitas kalian?” tulis akun @eno_saudjana.

“Adik-adik mahasiswa jaman now, bergerak senyap, bahkan intel pun gak bisa mendeteksi gerakan adik-adik. Lanjutkan. Sudah bagus tingkatkan lagi kualitas kritiknya dan memenya.” Komentar dari akun @CDRW7105

“Ini referensinya gada berdasar pada analisis kebijakan beliaukah? Ini saya lihat rata2 dari media. Saya bilang begini, karena BEM UI bernaung di instansi pendidikan. Jadi sebaiknya menyertakan data berdasarkan pada penelitian akademis. Saya rasa cukup banyak data scholar yang meneliti kebijakan beliau. Dan kenapa hanya dari media saja?” tulis akun @DorpaimaGaol. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *