Lensa Jogja

Festival Panggung Krapyak, Wujud Sosialisasi Sumbu Filosofi pada Masyarakat

Terdapat beragam upaya yang dapat dilakukan sebagai wujud dukungan pengajuan sumbu filosofi menuju warisan dunia, salah satunya seperti yang dilakukan Kelurahan Panggungharjo dengan menggelar serangkaian Festival Panggung Krapyak.

Festival ini telah terlaksana pada pertengahan tahun 2022 lalu. Dengan adanya Festival Panggung Krapyak ini, dinilai menjadi sarana sosialisasi sumbu filosofi yang efektif kepada masyarakat, dibandingkan dengan menyebarkan brosur terkait sumbu filosofi.

Dalam hal ini, Lurah Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi, menilai bahwa dengan diselenggarakanya serangkaian agenda di kawasan Panggung Krapyak, gaungnya akan jauh lebih besar sehingga masyarakat akan lebih paham mengenai makna sumbu filosofi itu sendiri, terutama bangunan Panggung Krapyak.

Festival Panggung Krapyak tahun ini merupakan gelaran yang pertama dan rencananya kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan. Tentu diharapkan, festival ini bisa menggaet minat wisatawan untuk berkunjung ke Panggung Krapyak serta bisa menjadi potensi untuk memajukan perekonomian warga sekitar.

“Sosialisasi lebih kepada sosialisasi Festival Panggung Krapyak yang awalnya dari badan pengelola dari Panggung Krapyak memberikan sosialisasi menggunakan flyer brosur dan sebagainya. Sehingga kemudian agar gaungnya itu jauh lebih besar itu kemudian kita jadikan 1 event dan dari sana kemudian ada berbagai macam acara, ada berbagai macam ekspresi kebudayaan yang kita lakukan selama event itu. Ada 2-3 harian lah,” tutur Wahyudi.

Salah satu rangkaian dari Festival Panggung Krapyak yang paling mencuri perhatian pengunjung, yakni prosesi Upacara Adat Merti Dusun yang diawali dengan Kirab Dumadining Jalmo oleh rombongan bregada yang diikuti oleh pamong desa dan warga setempat, dengan membawa sepuluh jenis uborampe.

Uborampe sendiri memiliki arti perjalanan manusia mulai dari kandungan bulan pertama hingga kesembilan, serta proses lahir ke dunia sesuai dengan filosofi Panggung Krapyak.

Arak-arakan Kirab Bregada ini dimulai dari sisi selatan panggung krapyak, kemudian melakukan Upacara Ubeng Nowo atau berjalan mengelilingi panggung krapyak sebanyak sembilan kali.

Kemudian ditutup dengan prosesi terakhir yakni menaruh uborampe secara simbolis ke dalam panggung krapyak oleh perwakilan lurah.

Hal tersebut dilakukan guna menjaga kawasan situs sumbu filosofi yang merupakan peninggalan sejarah yang tak ternilai sehingga keberadaannya penting untuk dijaga. (Tim Liputan ADiTV/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *