Lensa Jogja

Peringati Hari Stroke Dunia, Yastroki Gelar Jambore Stroke Indonesia #1

Untuk memperingati Hari Strok Sedunia, Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menggelar Jambore Stroke Indonesia yang pertama. Jambore tersebut dilaksanakan selama 2 hari di Yogyakarta.

Pembukaan Jambore Strok Indonesia hari pertama bertempat di Hotel Grand Inna Malioboro dan dihadiri oleh semua unsur yang peduli dengan penyakit strok, seperti insan pascastrok, para tenaga medis, beberapa stakeholder kesehatan, hingga puluhan Pramuka.

Selain itu, dilangsungkan pula kegiatan talkshow dengan pemaparan materi mengenai faktor risiko strok, gejala strok, penanganan, serta rehabilitasi. Juga, ada pula talkshow mengenai peran profesi dalam penanganan strok serta implementasi layanan penanganan strok di rumah sakit.

Karena penyakit strok merupakan penyakit yang cukup serius dan prevalensinya cukup tinggi di Indonesia, Jambore Stroke Indonesia diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga gaya hidup agar terhindar dari penyakit strok.

Berdasarkan data riset kesehatan dasar pada tahun 2018, prevalensi strok di Indonesia mencapai angka 10,9 per 1 juta orang.

“Kegiatan ini bermaksud mempunyai tujuan yang beberapa harus kita capai. Tidak berhenti di sini saja. Yang pertama adalah mari kita sama-sama meningkatkan kepedulian kita kemudian awareness kita dalam rangka bagaimana kita menangani strok secara bersama,” jelas dr. Tugas Ratmono, selaku Ketua Panitia Pusat WSD dan Jambore Stroke Indonesia.

Penyakit strok diketahui menjadi penyebab utama angka kematian di dunia. Menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada 2016, para penderita strok menghabiskan biaya layanan kesehatan sebesar Rp1,43 triliun.

Bahkan, pada tahun 2017, angka tersebut masih naik menjadi Rp2,18 triliun. Kemudian, pada tahun 2018,  angka tersebut naik kembali menjadi Rp2,56 triliun.

“Strok menjadi penyebab kematian no.1 di dunia setiap tahunnya. Di Indonesia terdapat sekitar 550.000 pasien baru strok setiap tahunnya. Angka ini terbilang sangat tinggi dan menempati urutan ke-3 sebagai penyebab kematian di indonesia,” ujar Pembajun Setyaningastutie, selaku Kepala Dinas Kesehatan DIY.

Dengan tingginya catatan jumlah pasien yang terkena strok, diperlukan juga  tingginya kesadaran masyarakat agar terus menerapkan pola hidup sehat. Tindakan tersebut dapat berupa makan makanan bergizi, olahraga serta tidak merokok.

Hal tersebut menjadi penting karena dengan masyarakatnya yang sehat, cita-cita untuk menjadi negara maju dapat terwujud. (A/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *