Lensa Manca

Jelang Libur Paskah, Dolar AS Diprediksi Makin ‘Ngamuk’

Dolar Amerika Serikat (AS) kian menunjukkan taringnya terhadap mata uang utama lainnya, di tengah kian positifnya prospek perekonomian Negara Adidaya tersebut.

Greenback, sebutan untuk dolar AS, pada Jumat (2/4) menguat menjelang rilis data ketenagakerjaan per Maret 2021, yang menurut konsensus pasar akan berujung pada konfirmasi bahwa ekonomi Negeri Sam tersebut kian pulih dari tekanan pandemi.

Data slip gaji (non-pertanian) di AS per Maret menurut konsensus pasar dalam polling Dow Jones diprediksi bertambah sebesar 647.000, atau nyaris dua kali lipat dari posisi Februari sebanyak 379.000. Angka pengangguran diprediksi anjlok dari 6,2% menjadi 6%.

Ekspektasi positif tersebut kian menopang sentimen penguatan yang telah terbentuk dalam beberapa pekan terakhir, dan membawa kenaikan imbal hasil (yield) surat berharga pemerintah AS bertenor 10 tahun.

Sentimen positif lainnya adalah detil program stimulus infrastruktur Presiden Joe Biden senilai total US$ 2 triliun, serta kemajuan vaksinasi di AS. Yield obligasi acuan di AS tersebut pun pada, Jumat menguat menjadi 1.681% sementara yield obligasi bertenor panjang (30 tahun) naik menjadi 2,3416%. Yield bergerak berlawanan arah dari harga.

Analis memperkirakan penguatan dolar AS terhadap mata uang mitra dagang utamanya, yang terlihat dari pergerakan Indeks Dollar, berpeluang berlanjut karena sentimen pemulihan ekonomi yang mendongkrak yield obligasi pemerintah AS.

“Spekulator bukanlah pihak yang mengambil peran di balik penguatan dolar,” tutur Yukio Ishizuki, perencana investasi forex (foreign exchange) Daiwa Securities, sebagaimana dikutip CNBC International. “Pengelola investasi juga mengeksekusi posisi jual (short) mereka di mata uang negara lain sehingga memuluskan jalan bagi dolar AS untuk menguat.”

Indeks Dolar, yang merepresentasikan posisi dolar AS terhadap enam mata uang mitra dagang utamanya, berada di level 92,862 alias kian dekat dengan penguatan selama 3 pekan berturut-turut. 

Sejauh ini, dolar AS menguat melawan euro, ke level 1,1777 yang merupakan level terkuatnya dalam 5 bulan terakhir. Terhadap mata uang safe haven (minim risiko) pesaingnya yakni Swiss franc, dolar AS stabil di level 0,9417.

Terhadap poundsterling Inggris, dolar AS tak banyak berubah di level 1,3843 dan terhadap dolar Australia menguat tipis menjadi 0,7629. Posisi dolar AS juga masih lebih kuat terhadap dolar Selandia Baru dengan bercokol di level 0,7034.

Pasar keuangan di banyak negara maju ditutup hari ini untuk memperingati Hari Raya Paskah misalnya di Australia, Singapura, Hong Kong, Inggris, dan mayoritas negara lainnya di Uni Eropa.

Sumber : CNBC

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *