Lensa Jogja

Cantik dan Unik Kreasi Ecoprint Pada Limbah Kertas Semen

Merebaknya pandemi Covid-19 bukan berarti masyarakat tak bisa lagi mengembangkan kreativitasnya. Dengan memanfaatkan barang-barang sisa yang sudah tidak lagi terpakai, Listalia Suhartini, Warga Gamping , Sleman ini mengubah kertas bekas kemasan semen serta daun-daunan menjadi batik ecoprint yang cantik nan menarik.

Diawali dengan proses pencelupan kertas bekas kemasan semen yang telah disiapkan, dicelupkan ke dalam larutan pengunci pewarna alami tunjung. Kemudian daun-daunan ditata rapi di atas kertas semen hingga menghasilkan pola yang diinginkan. Setelah semua daun tersusun, kertas bekas kemasan semen kemudian digulung, diikat dan dikukus.

Setelah kurang lebih satu setengah jam dikukus, gulungan kertas didiamkan hingga dingin dan diberi coating agar lebih bagus dan awet.

Mengkreasikan batik ecoprint di atas kertas membuat proses pembuatan yang dilalui harus dilakukan secara hati-hati dan teliti. Pasalnya, bahan kertas memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan bahan kain. Serta rawan sobek apabila dicelupkan terlalu lama ke dalam larutan pewarna.

“Pertama pencelupan, kalau di kertas itu hati-hati. Kalau terlalu lama nyelupnya bisa sobek. Terus setelah dicelup itu menata daun itu biasa njih seperti kaya kita mengeco di kain itu atau di kulit terus nanti gulungnya juga hati-hati, setelah digulung, ditutup plastik, baru dikukus nanti dikukusnya 1.5 jam.” Ujar Listalia Suhartini.

Ecoprint Dapat Dikreasikan Dengan Media Kulit, Kain, dan Kertas

Listalia telah memulai usaha ecoprint sejak awal pandemi Covid-19 merebak. Tak langsung berkreasi dengan kertas bekas kemasan semen, awalnya ia mempelajari proses pembuatan batik ecoprint dengan media kulit. Karena kreativitas yang terus berkembang, kini Listalia biasa memproduksi batik ecoprint dengan media kertas, kain dan kulit.

“Awalnya saya malah spesialnya di kulit kemudian saya ingin meningkatkan lagi inovasi selalu berkreativitas ke kain, ke paper bekas limbah semen itu bisa dibuat ecoprint. Bisa dibuat tas, payung, kemasan untuk tempat dompet, itu bisa.” Ujar Listalia Suhartini.

Jika pengrajin lainnya memilih untuk menghentikan produksi untuk sementara waktu lantaran sepinya pesanan akibat dampak merebaknya pandemi Covid-19, hal ini tidak berlaku bagi Listalia. Ia mengaku terus melakukan produksi, meski hanya mendapatkan satu dua pesanan via online.

Dalam sehari, setidaknya Listalia dapat memproduksi sepuluh batik ecoprint dengan media kertas bekas kemasan semen. Listalia berharap, pandemi Covid-19 segera berlalu, sehingga roda usahanya dapat kembali berputar.

(AA/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *