7 Pengalaman Masa Kecil yang Bisa Membuat Pria Sulit Setia
Pengalaman masa kecil membentuk karakter seseorang. Bagaimana seseorang mencintai, cara atau gayanya ketika berselisih dan bahkan bagaimana menyikapi rasa percaya. Ada 7 pengalaman masa kecil yang bisa menjadi sebab pria memiliki kecenderungan untuk selingkuh. Bukan berarti terus memakluminya ya.
Apa saja 7 pengalaman masa kecil itu?
Sejak Kecil Sudah Dihadapkan pada Ketidaksetiaan
Apakah itu orangtua atau keluarga terdekat, anak kecil bisa mecontohnya dan membentuk perilaku tidak setia. Ia akan menganggap selingkuh itu adalah normal. Persepsi anak tentang hubungan dan komitmen akan terbentuk dan mencerminkan perilaku yang sama ketika dewasa.
Ditelantarkan Secara Emosional
Pengalaman ditelantarkan secara emosional sering ditemukan pada pria yang sering selingkuh. Ditelantarkan menyebabkan tumbuhnya perasaan tidak dianggap dan tidak penting. Anak-anak yang ditelantarkan secara emosional akan kesulitan memahami dan mengekspresikan emosi mereka. Mereka bisa mengalami ketakutan akan kedekatan emosional dan rapuh.
Penelantaran bisa terjadi meski orangtua secara fisik ada, tetapi secara psikis berjarak. Akibat penelantaran secara emosinal bisa kentara maupun tidak dan kadang tidak diketahui.
Pola Asuh yang Tidak Konsisten
Bisa karena dipengaruhi mood orangtua atau pengasuh yang berubah-ubah. Kadang selalu gembira dan menyenangkan tapi mendadak bisa berubah marah-marah. Akibatnya rasa percaya menjadi sesuatu yang sulit dipahami. Membangun hubungan yang kuat jadi terasa tidak mungkin. Rasa tidak aman, terus menerus merasa takut dan ketidakpastian akan membentuk perilaku tidak setia.
Trauma Masa Kecil
Trauma bisa karena penyiksaan, pengabaian dan kehilangan orangtua saat masih kecil. Pengalaman ini bisa membuat seseorang sulit membangun rasa percaya, takut akan kedekatan dan tidak mampu mengatur emosi secara efektif. Harus dipahami, selingkuh bukan cara untuk mengatasi sakitnya trauma masa lalu. Malah justru akan membuat rasa sakit semakin parah.
Rendah Diri
Perasaan rendah diri bisa mempengaruhi pola ketidaksetiaan saat dewasa. Rasa percaya diri yang rendah membuat seseorang merasa tidak aman dan selalu menuntut pengakuan. Pada kasus tertentu, selingkuh menjadi jalan untuk mencari pengakuan dari luar. Bukan karena tidak dicintai pasangan tetapi justru karena kurang mencintai diri sendiri dan tidak adanya harga diri.
Pernah Ditinggalkan
Bentuknya bisa macam-macam. Salah satu orang tua meninggal, perceraian atau pengasuh (bisa orangtua atau siapa saja yang merawat) menarik diri secara emosional. Akibatnya anak-anak memelihara perasaan tidak aman dan takut. Ketika dewasa ia akan takut membuat komitmen. Mereka cenderung akan menyingkirkan orang sebelum mereka memiliki kesempatan untuk pergi. Mereka takut ditinggalkan.
Tidak Adanya Batasan Waktu Kecil
Anak-anak tidak dihargai secara personal. Apakah karena orangtua dituntut bertanggung jawab kepada kondisi emosional orangtuanya maupun kesejahteraan orangtuanya. Tumbuh besar tanpa batasan yang jelas akan mengaburkan apa yang seharusnya boleh dan tidak boleh dalam hubungan. Juga akan membuat seseorang sulit memahami dan menghargai batasan orang lain.
Dalam hubungan, individu ini akan menemukan kesulitan dalam berkomitmen dan setia pada satu pasangan. Karena mereka tidak pernah belajar menghargai dan menetapkan batasan.
Solusinya
Memahami pengalaman masa kecil bisa memutus siklus perilaku tidak setia. Mencari pencerahan apa penyebabnya, bukan untuk mencari orang yang disalahkan dan membenarkan perilaku itu. Penting untuk diingat, perilaku ini bisa dirubah, pola yang diturunkan bisa diputus dan hubungan yang sehat bisa diwujudkan.
Penulis: Ara
Editor/redaktur: Rizky/Wara
Sumber: Isabella Chase, Men who always end up cheating on their partners often had these 7 childhood experiences, diakses 27/3/2024 dari geediting.com
Baca : https://lensa44.com/waspada-selingkuh-bisa-jadi-penyakit-mental/