Lensa Wisata

Viral! Pesona Hamparan Bunga Amarilis Gunungkidul

Jika sedang berkendara di jalan utama Yogyakarta-Wonosari akhir November hingga awal Desember ini, kita akan menemukan hamparan luas bunga berwarna oranye. Itulah kebun bunga amarilis yang sedang viral di media sosial belakangan ini.

Selain warnanya yang indah, kebun yang luasnya hingga ribuan meter pun semakin membuat taman ini begitu menarik untuk disinggahi.

Berlokasi di Desa Salam, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdapat kebun bunga amarilis. Bunga ini juga dikenal masyarakat sebagai bunga Desember lantaran hanya mekar setahun sekali.

Setiap akhir November hingga awal Desember tanaman yang memiliki bunga berwarna oranye dan berbentuk seperti terompet tersebut akan bermekaran selama kurang lebih tiga minggu.

Jika ingin menikmati keindahannya, pengunjung tinggal dapat masuk ke taman dengan tarif Rp10.000 per orang.

Melalui jalan setapak yang berada di tengah-tengah tanaman bunga, pengunjung bisa berjalan berkeliling kebun sambil sesekali mengambil foto. Kebun yang luas membuat pengunjung leluasa untuk berjalan-jalan tanpa khawatir berdesak-desakan dengan pengunjung lain.

Selain itu pengunjung juga bisa membeli bibit bunga amarilis, di mana untuk tiga bibit amarilis kecil dihargai Rp10.000,-.

“Sangat menarik karena di lahan yang sangat luas ini kita bisa menikmati bunga yang sedang mekar ini, seperti di negeri dongeng,” ungkap Dwi Noviyani, salah satu pengunjung.

Taman bunga amarilis ini bisa dikunjungi wisatawan sejak pagi sampai menjelang magrib. Tahun ini diperkirakan bunga amarilis akan mekar sampai minggu pertama di bulan Desember.

Kebun bunga amarilis ini dimiliki oleh tiga orang bersaudara salah satunya Paryono yang sudah puluhan tahun menanam amarilis.

Dulu tanaman amarilis dianggap hama bagi para petani karena keberadaannya akan menyerap nutrisi tanaman pertanian, sehingga merugikan petani.
Sumber Foto : rumahkomunitas.com
Berawal dari Tidak Sengaja

Pada awalnya, tidak ada niat khusus pemilik kebun untuk membuat taman amarilis. Saat itu, ia hanya sekedar menanam kembali bunga amarilis yang tidak laku dijual di kebunnya. Hingga terkumpul banyak dan mekar bersamaan.

“Mengelola bunganya ini dari 2002 merintisnya. Dan sekarang ga menyangka bisa viral dan jadi seperti ini,” ujar Paryono, pemilik kebun amarilis.

“Awalnya cuma buat jualan di pinggir jalan, terus sisa yang ke jual itu saya kembaliin ke kebun. Nah kan tambah tahun tambah banyak dan pada tahun 2015 itu diviralkan sama pengunjung, dan sampai sekarang ini begini,” lanjutnya.

Sebelum kini dikenal sebagai bunga yang indah. Dulu tanaman amarilis dianggap hama bagi para petani karena keberadaannya akan menyerap nutrisi tanaman pertanian, sehingga merugikan petani.

Kini hamparan bunga amarilis berwarna oranye itu pun menjadi salah satu tujuan wisata. Paryono mengatakan saat ini diperkirakan ada ratusan ribu tanaman amarilis yang tumbuh di lahan seluas kurang lebih sepuluh ribu meter persegi tersebut.

Untuk menghindari para wisatawan menginjak bunga saat hendak berfoto, kini pihaknya membuat jalan setapak di antara bunga amarilis. Dengan begitu wisatawan bisa berfoto di antara bunga tanpa menginjaknya.

Penulis: Olivia Rianjani

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca Juga : https://lensa44.com/tiga-pantai-di-gunungkidul-yang-cocok-untuk-snorkeling/

Share