Lensa Sinema

Review Film Ketika Berhenti di Sini: Cara Merelakan Orang yang Sudah Pergi

Film kedua dari rumah produksi Sinemaku Pictures, Ketika Berhenti di Sini sudah tayang di bioskop sejak tanggal 27 Juli 2023 lalu.

Film yang disutradarai oleh Ummay Shahab ini turut menggandeng artis berbakat tanah air seperti Prilly Latuconsina, Refal Hady, dan Bryan Domani.

Secara garis besar, film ini menceritakan sosok Dita (Prilly Latuconsina) yang ditinggal secara mendadak oleh pacarnya Ed (Bryan Domani) karena kecelakaan mobil. Dita tak pernah menyangka bahwa pacarnya akan meninggal dunia secara tragis.

Hal itu menimbulkan luka yang sangat mendalam bagi Dita, di mana ia juga belum bisa melepaskan kepergian ayahnya sepuluh tahun yang lalu karena kanker paru-paru.

Dita yang masih trauma akan kehilangan orang yang disayanginya itu harus kembali ditinggalkan oleh orang yang disayanginya. Dari sinilah Dita berjuang untuk mencoba merelakan dan melupakan masa lalunya.

Di saat ia sudah bisa mulai berdamai dengan masa lalunya dan berpacaran dengan Ifan (Refal Hady), ia dipertemukan dengan barang peninggalan pacarnya yaitu kacamata khusus dengan teknologi Augmented Reality (AR) yang mana kacamata itu bisa menampilkan hologram wujud Ed yang bisa berkomunikasi dengannya.

Hal itu tentunya membuat Dita kembali merasakan kehadiran sang pacar. Namun hal itu justru membuat Dita tak bisa terlepas dari kenyataan bahwa Ed sudah meninggal. Dita pun menjadi sangat bergantung pada kacamata tersebut sampai kacamata berteknologi tersebut ketahuan oleh Ifan, pacarnya saat ini.

Ifan pun mencoba untuk menghapus data program yang ada di kacamata tersebut untuk membuat pacarnya terlepas dari khayalannya itu.

Selain kisahnya yang menarik dan dibumbui dengan bait-bait syair yang menakjubkan, film ini mampu membuat perasaan penonton naik turun. Mulai dari bahagia, sedih, marah hingga tertawa dengan komedi yang ditampilkan.

Mungkin di 30 menit pertama penonton bisa santai tertawa, tetapi setelah itu penonton dibuat menangis dengan kepergian Ed. Bukan karena Ed meninggal saja, tapi akting menangis dari Prilly Latuconsina yang sangat menjiwai seakan mengajak penonton untuk ikut menangis bersama.

Tidak hanya akting para pemeran yang bagus, tapi framing pengambilan gambar di film ini sangat menarik dan menambah nilai keestetikaan dan dramatisasi dari jalannya film ini.

Uniknya, film ini turut memasukkan unsur-unsur filosofi arah mata angin alias filosofi mandala. Selain itu, perkembangan teknologi hingga latar yang ditampilkan dari film ini berbeda dengan film-film lainnya.

Dan yang lebih menariknya lagi, film ini berkolaborasi dengan film Mencuri Raden Saleh, di mana pemeran dari film tersebut ikut tampil menjadi kameo di film ini.

Selain itu, soundtrack atau musik yang mengiringi film ini mengambil musik-musik yang sedang hit dan sangat relate dengan filmnya.

Meski demikan, dari keseluruhan kelebihan yang ada, film ini tentunya juga masih ada kekurangan seperti ada beberapa dialog yang belibet, hingga cerita yang terkesan bertele-tele.

Namun, overall film ini recommended untuk ditonton buat kamu yang ingin melepas sedih atau menangis ria di dalam bioskop. Dan jangan lupa membawa tisu jika kamu mau menonton film ini.

Penulis: Chumaida

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Share

One thought on “Review Film Ketika Berhenti di Sini: Cara Merelakan Orang yang Sudah Pergi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *