PSS Sleman Kena Sanksi Komdis PSSI Dihukum 3 Laga Kandang Tanpa Penonton
PSS Sleman mendapatkan hukuman dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI berupa larangan adanya suporter di tiga laga kandang ke depan.
Sanksi tersebut merupakan buntut dari kerusuhan pada laga kandang melawan Bali United pada Jumat (3/11) di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
Pada saat itu, setelah wasit meniup peluit babak kedua sejumlah penonton merangsek ke dalam stadion. Aksi saling dorong-mendorong dan aksi anarkis juga dilakukan oleh sejumlah oknum tersebut. Akibatnya, ada beberapa orang mengalami penganiayaan serta beberapa fasilitas di Stadion Maguwoharjo rusak.
Atas hal tesebut, Komdis PSSI secara tegas memberikan sanki kepada PSS Sleman sebagai konsekuensi dari pelanggaran yang telah terjadi selama pertandingan itu.
Risto Vidakovic selaku pelatih PSS Sleman mengakui larangan adanya suporter di tiga laga kandang menjadi hambatan bagi timnya.
“Hukuman itu tentu merupakan sebuah hambatan besar untuk PSS bermain tanpa suporter. Terlebih, kami juga sedang dalam situasi yang sulit,” kata Risto dalam keterangan tertulis, dikutip dari lama resmi PSS Sleman, pada Kamis (23/11).
Risto juga mengungkapkan tim yang diasuhnya itu sangat membutuhkan dukungan dari suporter secara langsung apalagi timnya belum merasakan kemenangan di 10 laga terakhir. Namun, meski tidak didukung secara langsung pihaknya akan berusaha membuat penggemarnya bangga.
“Meskipun tanpa dukungan secara langsung dari suporter, kami akan mencoba melakukan segala usaha yang kami bisa untuk membuat mereka bangga dan bahagia,” lanjutnya.
Sementara itu, sanksi yang didapat PSS ini juga menjadi pembelajaran bagi klub-klub lain tentang pentingnya mematuhi peraturan dan regulasi dalam dunia sepakbola.
PSSI berharap PSS Sleman dan klub-klub lain dapat mengambil hikmah dari sanksi ini dan diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang lagi, serta semoga sepak bola Indonesia dapat terus berkembang dengan semangat yang sportif.
Penulis: Chumaida
Editor/redaktur: Rizky/Wara
