Lensa Terkini

Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional, untuk Pejuang Kemerdekaan Hingga Pejuang Film

Dalam rangka peringatan Hari Pahlawan tahun ini, Presiden Jokowi telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh tanah air, yakni Usmar Ismail, dari DKI Jakarta; Raden Aria Wangsakara, dari Banten; Tombolotutu, dari Sulawesi Tengah; dan Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur.

Nama-nama pahlawan nasional tersebut termaktub dalam Keputusan Presiden Nomor 109 dan 110 Tk Tahun 2021, yang dibacakan oleh Sekretariat Militer Presiden Marsma Tonny Harjono, pada Rabu (10/11).

Empat tokoh yang baru saja menerima anugerah pahlawan nasional ini, mereka bergerak dan berjuangan di bidang yang berbeda. Usmar Ismail, yang namanya diabadikan dalam gedung Pusat Perfilman, telah banyak menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk kancah perfilman nasional dan internasional.

Sebelumnya, Usmar Ismail yang selama ini dikenal sebagai Bapak Perfilman Nasional, namanya diajukan oleh Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) 2021 saat kunjungannya ke Istana, pada September lalu.

Kemudian Raden Aria Wangsakara, sosok pahlawan yang berasal dari Banten. Bukan hanya karena lahir dan besar dalam kesultanan Banten pada masanya, Raden Aria juga dikenal sebagai tokoh politik dan pemimpin militer yang semangatnya tak pernah surut untuk melawan penjajah.

Raden Aria wafat pada tanggal 15 Agustus 1681 dan dimakamkan di Lengkong, Pagedangan, Tangerang atau Taman Makam Pahlawan Kabupaten Tangerang.

Adapun pahlawan nasional Tombolotutu dari Sulawesi Tengah yang berjuang menentang adanya penindasan yang dilakukan oleh para penjajah pada masanya. Ia dikenal atas jasanya membela hak rakyat Moutang yang dirampas, hingga memancing pertempuran besar.

Tombolotutu wafat pada 17 Februari 1901 dan dimakamkan di Desa Padang Kecamatan Toribulu, Moutong. Sulawesi Tengah.

Terakhir, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur. Sultan Aji dikenal sebagai pahlawan pemersatu dari berbagai kerajaan-kerajaan di wilayah Sulawesi yang masih terpecah belah saat itu. Dengan mempersatukan seluruh kerajaan, maka terkumpullah kekuatan untuk bersama-sama melawan dan mengusir penjajah.

Sultan Aji wafat pada tahun 1739 dan dimakamkan di pemakaman keluarga Raja Wajo, Sulawesi Selatan. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *