Lensa Wisata

Menelusuri Sejarah Angkringan melalui Museum Angkringan Ngerangan

Siapa sih yang tidak tahu angkringan? Salah satu tempat makan favorit masyarakat Indonesia ini, telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Tapi tahukah anda bagaimana sejarah angkringan?

Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut sejarah angkringan, anda dapat berkunjung ke Museum Angkringan Ngerangan. Di sini, anda akan mengetahui dengan detail sejarah sebuah Hidangan Istimewa Kampung (HIK), atau lebih dikenal dengan sebutan angkringan.

Museum ini berada di Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Desa Ngerangan sendiri telah ditetapkan menjadi desa cikal bakal angkringan di Indonesia oleh Bupati Klaten. Akses menuju lokasinya terjangkau. Untuk masuk ke dalam Museum Angkringan Ngerangan ini, pengunjung tidak akan dikenakan biaya masuk.

Museum yang dikelola oleh kelompok masyarakat di Dukuh Sawit ini, menyajikan berbagai informasi yang edukatif. Informasi mengenai sejarah angkringan, mulai dari pencetus hingga transformasi bentuk pada gerobak yang digunakan, akan sangat mudah ditemukan di sini.

“Pihak pengelola berharap, Museum Angkringan ini dapat menjadi tempat belajar bagi para pengunjung mengenai sejarah angkringan di Indonesia,” kata Gunadi selaku pendiri Desa Wisata Angkringan Ngerangan.

Museum ini didirikan secara swadaya oleh masyarakat Desa Ngerangan menggunakan dana gotong royong. Atas kerjasama seluruh masyarakat dengan pemerintah desa bersama mahasiswa, Museum Angkringan ini dapat terbentuk dan mulai bisa dikunjungi pada tahun 2021. Museum ini menjadi tanda, bahwa angkringan merupakan warisan membanggakan yang dimiliki warga Desa Ngerangan.

Museum Angkringan terus melakukan pengembangan agar mendapatkan pengunjung yang lebih banyak lagi.

“Pengembangan terus dilakukan, supaya pengunjung bisa lebih banyak lagi. Sejauh ini, dana pengembangan museum berasal dari swadaya masyarakat sekitar saja. Harapannya, pemerintah Kabupaten Klaten bisa turut hadir di tengah eksistensi Museum Angkringan ini. Semoga pesan dari Museum Angkringan ini, bisa tersampaikan hingga ke seluruh dunia,” kata Gunadi. (GG/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *