Lensa Selebritis

Mediasi Gagal, Berikut Kronologi Kisruh Kurban Dewi Perssik

Penyanyi dangdut, Dewi Perssik baru-baru ini menuai sorotan publik usai dirinya dikabarkan berseteru dengan ketua RT tempat tinggalnya terkait permasalahan hewan kurban miliknya.

Seperti yang diketahui, di perayaan Iduladha tahun ini, Dewi Perssik turut menyumbangkan hewan kurban berupa satu ekor sapi kepada panitia kurban di tempat tinggalnya, di Cilandak RT 06. Namun, hewan kurban itu ditolak oleh ketua RT setempat yang bernama Malkan dan memicu perseteruan di antara keduanya.

Usut punya usut, ternyata terdapat kesalahpahaman antara berkurban dan menitipkan hewan kurban antara Dewi Persik dan Malkan. Menurut Malkan, pada awalnya Dewi diwakili stafnya menyampaikan jika Sang Pedangdut itu ingin berkurban di masjid setempat, bukan menitipkan hewan kurban.

Namun, tak lama setelahnya hewan kurban milik Dewi Perssik itu malah diambil kembali. Hal inilah yang memicu perseteruan di antara keduanya.

Sementara itu, menurut Dewi Perssik saat dirinya meminta ART-nya untuk menitipkan hewan kurban, Malkan justru memarahi ART dan bilang tidak membutuhkan daging.

“(kata ketua RT) bilang sama bos kamu (Dewi Perssik) kita tidak kekurangan daging dan tidak butuh daging, padahal saya punya niat baik lho,” ucap Dewi Perssik.

Perempunan yang akrab disapa Depe itu juga mengatakan ketua RT itu meminta uang Rp100 juta untuk mengurus hewan kurbannya itu. Namun, hal itu langsung dibantah oleh Malkan dan menyebut jika itu adalah kesalahpahaman dari ART-nya.

Di sisi lain, keponakan Dewi Perssik, Rosa Medianti, mengungkapkan kesalahpahaman itu terjadi karena adanya miskomunikasi. Di mana seharusnya yang mengkoordinir sapi kurban milik tantenya itu adalah Pak Ustaz.

“Pak Ustaz ini yang mengkoordinir, jadi Pak RT ini sebenarnya nggak tahu. Nah ini sebenarnya salah paham. Salah pahamnya karena Pak Ustaz nggak berada di lokasi,” ungkapnya.

Namun, permasalahan tidak berhenti di miskomunikasi tersebut saja. Ketua RT diketahui mengancam akan melepas sapi kurban milik Depe , karena dirinya merasa terbebani atas Dewi yang menitipkan hewan kurbannya itu.

Pada akhirnya, perseteruan ini berujung mediasi antara kedua belah pihak di masjid setempat, yang turut disaksikan oleh aparat keamanan serta warga masyarakat sekitar. Pada kesempatan mediasi itu, keduanya mengungkapkan argumentasi masing-masing yang bermula dari kesalahpahaman.

Mediasi pun berlangsung panas dan tidak mencapai kesepakatan.

Meski demikian, sapi yang menjadi asal muasal perseteruan itu akhirnya disembelih di tempat lain dan sudah dibagikan kepada warga sekitar. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *