Lensa Wisata

Lima Penjara di Indonesia yang Kini Jadi Tempat Wisata

Saat mendengar kata penjara, kalian tentu tidak akan membayangkan sebuah tempat yang indah dan estetik, kan? Itu karena penjara memang bukan tempat yang bisa didatangi semua orang. Penjara hanya untuk mereka yang divonis bersalah atas tindakannya, dan menjalani masa hukuman yang ditetapkan serta, tentu saja keluarga dekat mereka yang berkunjung.

Namun kini, ada penjara yang tak hanya untuk narapidana. Beberapa penjara di Indonesia bahkan sudah beralih fungsi menjadi tempat wisata, yang menyuguhkan penampilan sesungguhnya sebuah penjara. Namun tentu saja, tidak ada narapidana di dalamnya.

Selain melihat detail dari gedung penjara, pengunjung juga bisa sekaligus belajar tentang sejarah terkait penjara tersebut. Tak jarang, beberapa sisi penjara bahkan menciptakan kesan mistis.

Kendati begitu, beberapa wisata penjara berikut ini tak pernah sepi pengunjung, terlebih saat musim liburan tiba.

Lawang Sewu Semarang

Sumber Foto : maya_agustine

Meski bernama Lawang Sewu yang berari juga pintu seribu, tapi gedung sepuh ini tak memiliki pintu sebanyak itu. Memang, tempat ini memiliki banyak pintu dan jendela yang bergaya khas masa kolonial.

Dalam sejarah, wisata ini tercatat sebagai bekas kantor perusahaan kereta api pada masa Hindia Belanda. Saat Jepang berkuasa di Indonesia, ruang bawah tanah gedung ini dijadikan penjara untuk menawan tawanan, baik itu orang Indonesia maupun Belanda.

Benteng Pendem Ambarawa

Sumber Foto : jatengprov.go.id

Selain Lawang Sewu, Semarang juga punya jujugan lain jika kamu ingin lebih banyak belajar sejarah.

Bangunan yang juga dikenal dengan Benteng Fort Willem I ini, dulunya merupakan sebuah penjara.

Meski telah menjadi objek wisata, ternyata masih ada tahanan yang ditahan di sana. Para narapidana itu dikurung di Lapas Ambarawa, yakni di sisi selatan.

Sementara untuk pengunjung wisata, diarahkan untuk ke sisi utara bangunan dan hanya di lantai dasar saja, karena pada lantai 2 masih digunakan sebagai tempat tinggal para pegawai lapas.

Museum Fatahillah

Sumber Foto : Museum Fatahillah/Dinas Kebudayaan DKI/Adhi Muhammad Daryono

Pecinta sejarah pasti tau wisata yang satu ini. Sebelum menjadi museum, dulunya gedung ini berlaku sebagai Balai Kota Batavia di era penjajahan Belanda.

Selain itu, gedung ini juga merupakan penjara bawah tanah bagi pria dan wanita. Pada masa itu, kengerian penjara ini akan kian terasa saat air laut pasang, di mana air akan ikut masuk ke penjara dan merendam para tahanan.

Tak hanya sebagai penjara, bangunan yang kini banyak dikunjungi itu juga dulunya merupakan tempat pelaksanaan hukuman mati dan pembantaian masal.

Benteng Fort Rotterdam Makassar

Sumber Foto : id.m.wikipedia.org/Sanko

Jejak penjajahan Belanda juga ada di Makassar, salah satunya adalah Benteng Fort Rotterdam. Gedung ini menjadi saksi bisu dipenjarakannya Pangeran Diponegoro pada tahun 1833 hingga tutup usia pada 1855.

Adapun bangunan bersejarah ini, dulunya dibangun oleh Raja Gowa ke-10, I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung, pada tahun 1545.

Namun, atas Perjanjian Bongaya, Kerajaan Gowa-Tallo pun menyerahkan bangunan ini kepada VOC.

Boven Digoel Papua

Sumber Foto : dok. ombudsman.go.id

Sedikit berbeda dengan penjara lainnya yang identik dengan bangunan tinggi, megah dan estetik, penjara Boven Digoel Papua ini merupakan penjara alam, tempat di mana Bung Hatta pernah ditahan.

Tak hanya sang Proklamator, penjara ini juga menjadi tempat pembuangan ribuan tokoh pejuang lainnya yang masa itu membelot melawan penjajah. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *