Lensa Manca

FBI Khawatir Tiongkok Bisa Kontrol Data AS Lewat TikTok

Direktur FBI, Christopher Wray, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap keamanan nasional berdasarkan penggunaan media sosial asal Tiongkok.

Ia mengatakan kepada Komite Intelijen Senat Amerika Serikat (AS), bahwa pemerintah Tiongkok dapat menggunakan TikTok untuk mengontrol data jutaan orang dan membentuk opini publik untuk menyerang Taiwan, Rabu (8/3).

“Bagian paling mendasar, yang menurut saya perlu dipahami rakyat AS adalah bahwa ada sesuatu yang sangat sakral di negara kita, perbedaan antara sektor swasta dan publik, itulah garis yang tidak dimiliki operasi Partai Komunis Tiongkok,” kata Wray, dilansir dari CNN Internasional, Kamis (9/3).

FBI memandang Tiongkok tidak memiliki nilai-nilai yang serupa dengan Amerika Serikat. Mereka khawatir negara tersebut memiliki kemampuan mengontrol algoritma rekomendasi aplikasi, yang memungkinkan Tiongkok dapat memanipulasi konten dan berpotensi menggunakannya untuk memengaruhi spionase.

Kongres AS pun dilaporkan telah mempertimbangkan untuk memberikan pemerintahan Joe Biden lebih banyak wewenang, dalam mengatasi dugaan ancaman yang ditimbulkan TikTok, termasuk melarang aplikasi itu di AS.

Pengaruh Tiongkok atas TikTok menjadi sorotan, sejak pemerintahan Presiden Donald Trump pada 2020 mengecam memblokir aplikasi tersebut dan memaksa ByteDance menjual TikTok ke Perusahaan Amerika Serikat.

TikTok sendiri dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di Beijing. TikTok menegaskan bahwa ByteDace adalah perusahaan privat dan TikTok Inc. yang dimiliki mereka tunduk terhadap hukum Amerika.

Sementara itu, CEO TikTok, Shou Chew, menuturkan bahwa pemerintah Tiongkok tidak dapat meminta data pengguna TikTok di AS. Perusahaan tidak akan memberikan jika permintaan semacam itu memang ada. Induk TikTok, ByteDance berulang kali membantah pihaknya dikendalikan oleh Pemerintah Tiongkok.

“Misinformasi dan propaganda tidak memiliki tempat di platform kami,” tegas Chew.

TikTok juga telah mengambil langkah sukarela untuk memblokir data pengguna AS dari seluruh organisasi global, termasuk dengan meng-hosting data tersebut di server yang dioperasikan oleh raksasa teknologi AS, Orcale.

TikTok saat ini sedang menegosiasikan kesepakatan dengan pemerintahan Biden, yang memungkinkan TikTok terus beroperasi di AS di bawah kondisi tertentu. (DSR/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *