Lensa Manca

Cuaca Ekstrem Juga Dialami Australia

Tidak hanya Indonesia, fenomena cuaca yang ekstrem ternyata juga dialami negara tetangga kita, Australia.

Musim panas di Australia dikabarkan diwarnai dengan badai di sisi timur, banjir di kawasan tropis negara benua itu dan gelombang panas di bagian barat.

Ketika angin berkecepatan 260 kilometer per jam melanda Australia Selatan tahun 2016. Badai itu merobohkan menara transmisi dan menyebabkan kelangkaan listrik. Cuaca ekstrem yang dialami Australia itu juga cukup mengejutkan warganya.

Delapan tahun kemudian, di tahun 2024, badai yang kuat menerjang Victoria, penampakan menara-menara nyaris roboh diterjang badai menimbulkan kekhawatiran. Ribuan rumah tanpa listrik setelah badai menerjang sehari setelah cuaca sangat panas di Victoria.

Hampir satu dekade, kejadian yang sama yang disebut “black swan’ kembali terjadi. Sesuatu yang sulit diprediksi.

Perubahan iklim dan pemanasan global tidak cukup untuk menjelaskan apa yang terjadi saat ini. Pembakaran energi fosil menyebabkan bumi semakin panas.

Istilah ‘keanehan global’ pertama digulirkan diawal tahun 2000-an tidak benar-benar mereda. Baru-baru ini sekjen PBB Antonio Guterres menyebutnya sebagai ‘kerusakan iklim’.

Albert van Dijk, seorang water expert dari ANU, mengatakan, “Bumi semakin panas, bukan berarti semuanya panas. Bisa juga lebih dingin. Sistem iklim secara keseluruhan lebih ganas. Gerakan pendulumnya semakin lebar. Cuaca semakin tidak menentu.”

Sementara faktor normal penentu iklim memengaruhi cuaca, seperti La Nina dan El Nino, Professor van Dijk menyebut perubahan iklim sedang menunjukkan pengaruhnya.

“Semua ini hubungannya dengan energi. Iklim memanas, artinya semakin banyak energi di atmosfer dan makin banyak energi dan panas juga di lautan,” katanya. “Sistem badai, siklon, apa saja, ada di steroid. Dan menguat. Apa yang akan terjadi, tetap terjadi hanya lebih cepat dan lebih buruk.”

Penulis : Ara

Editor / redaktur : Rizky / Wara

Sumber: Jess Davis, After a weird summer of floods and heatwaves, scientists explain why weather extremes are ‘on steroids’, diakses 28/2/2024 dari abc.net.au

Baca : https://lensa44.com/prakiraan-cuaca-wilayah-diy-sleman-dan-kota-jogja-waspada-hujan-petir/

Share